MATARAM – Potensi kemenangan di Pilkada Kabupaten Lombok Utara (KLU) menguat ke petahana, Najmul Ahyar – Suardi (Nadi). Ada tiga indikator yang dinilai bisa mengantarkan Najmul kembali dilantik menjadi orang tertinggi di KLU itu.
Pertama Najmul merupakan incomben (petahana) terlebih yang digandengnya Sekda KLU sendiri. Posisinya yang sedang berkuasa tentu akan sangat mempengaruhi sistim birokrasi di dalam Pemda KLU sendiri. Meski sebenarnya ASN di birokrasi tidak boleh berpolitik praktis namun mereka punya hak pilih sehingga posisinya sebagai incomben sangat bisa mempengaruhi arah dukungan jajaran birokrasi.
“Jadi Najmul ini petahana tentu masih memiliki pengaruh kuat di internal birokrasi,” ungkap pengamat politik Mataram, Kadri.
Najmul memang bertarung head to head dengan pendatang baru yaitu Djohan Sjamsu- Danny Carter Febrianto Ridwan (JODA). Namun secara politik incomben tentu memiliki pengaruh lebih besar. Hal ini salah satu yang menjadi indikator Najmul akan bisa dilantik kembali.
Kedua, lanjut Kadri dukungan Organisasi Masyarakat Nahdlatul Wathan (NW). Pengaruh NW di kancah politik tidak bisa dinafikan. Kontestasi Pilkada di NTB tidak lepas dari salah satu instrumen penentu pengaruh signifikan dukungan Ormas NW. Apalagi Najmul yang juga kader NW dilihatnya sangat loyal kepada organisasinya termasuk kepada Tuan Guru Bajang (TGB) yang merupakan mantan gubernur NTB dua periode itu.
Kadri mengatakan ada informasi dukungan NW Anjani sendiri tidak ke Najmul tetapi secara kultural NW di kancah politik memiliki kesamaan visi misi berjuang terhadap kemenangan kadernya. Untuk itu dosen UIN Mataram itu tidak melihat hal itu akan menjadi salah satu penghambat Najmul bisa menang di KLU.
“Meskipun memang saya dengar Anjani ada dukungan ke yang lain tapi secara kultural pak Najmul tidak bisa dipisahkan dengan NW,” papar Kadri.
Indikator ketiga yang dilihatnya yaitu hasil debat. Bagaimana pun debat itu menjadi referensi pemilih untuk menentukan pilihan. Ia sendiri mengikuti betul debat pertama dan kedua sehingga Kadri menilai di semua debat Najmul unggul.
“Dia menguasai persoalan. Setiap tuduhan dan serangan bisa dia cover dengan beberapa data yang akurat tentu saja dengan hasil argumentasi yang rasional,” jelasnya.
Siapapun yang mengikuti debat terutama Swing Voter akan akan melihat Najmul unggul dalam debat tersebut. Hal inilah yang menentukan kemenangan Najmul.
“Kesimpulan saya dengan tiga indikator itu pak Najmul akan bisa memenangkan pertarungan itu,” ungkapnya.
Kadri berpesan di sisa waktu ini agar Najmul bisa memanfaatkan momen sebaik-baiknya. Berkampanye dan blusukan kepada masyarakat.
“Sebenarnya ini pesan saya kepada semua Paslon,” katanya.
Kadri pun mengingatkan tiga hari masa tenang agar Paslon tidak membuta sikap blunder. Yaitu melakuakan hal hal yang bisa mempengaruhi pemilih yang bisa menyebabkan urung didukung. Dalam hal ini peserta Pilkada diharapkan tetap menjaga etika demokrasi bisa berjalan dengan baik. Paslon tidak melakukan kecurangan, kesalahan yang bisa mempengaruhi pemilih sendiri salah satunya melakukan money politik. Kalau pun berkampanye meski di masa tenang namun jangan sampai ketahuan. Apalagi sampai disoroti Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
“Jangan sampai ada teguran. Intinya jangan bersikap blunder,” pungkasnya. (jho/*)