PRAYA – Jelang masuknya bulan suci Ramadan April 2022 harga kebutuhan bahan pokok (Bapok) di pasar mulai naik. Hanya minyak goreng yang langka.
Seorang ibu rumah tangga (IRT) warga Kelurahan Renteng Kecamatan Praya, Erviana menceritakan, dia mengaku saat ini harus betul-betul bisa mengelola keuangan dapur, termasuk dalam membeli kebutuhan dapur. “Daging sapi naik, daging ayam naik, belum lagi gas elpiji subsidi naik, pokoknya naik,” ungkapnya kepada media, kemarin.
Erviana mengaku, heran kenapa semua harga bahan pokok mandadak naik. Tidak seperti jelang masuk Ramadan tahun 2021 lalu, bahan pokok tidak serentak naik. Ditambah minyak goreng yang langka. “Kita tidak tahu harus bagaimana,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Loteng, H.M. Suhartono menegaskan, semua persoalan bahan pokok di pasar itu semua merupakan persoalan menyeluruh terjadi di semua daerah.
“Minyak goreng, kedelai, pupuk, gas elpiji, cabai itu semua menjadi persoalan skala nasional,” bebernya.
Ia menambahkan, soal cabai ini merupakan komoditi yang memang selalu mengalami kenaikan yang disebabkan oleh kondisi alam, apalagi saat musim penghujan banyak yang rusak, kemudian stok terbatas, sedangkan permintaan tinggi sehingga berpengaruh pada harga.
Selanjutnya daging yang mengalami kenaikan dan langka seperti apa yang dikatakan warga, pihaknya mengklaim sudah melakukan pengecekan langsung dengan tidak menggunakan seragam dinas supaya menemukan kondisi lapangan.
“Soal daging sapi, saya sudah turun baik kepada penjual maupun jagal dan semua masih aman,” klaimnya.
Kadis memastikan kondisi bahan pokok aman dan masih kondusif sesuai dengan penyampaian saat apel koordinasi yang digelar bersama Bupati, pihak kepolisian dan TNI, Senin (7/2) di Kuta Mandalika.
“Menjelang Ramadan kemudian Pemda harus ada intervensi mengontrol harga,” katanya.
Ditambahkan Kabid Perdagangan Disperindag Loteng, RR Sri mulyaningsih menjelaskan bahwa, memang menjelang bulan Ramadan setiap tahun pihaknya menyatakan selalu dengan keadaan demikian, adanya kenaikan harga bahan pokok.
” Kalau ini masih normatif sih kenaikannya, belum sampai seperti tahun lalu hingga harga cabai dulu Rp 150 ribu per kilogramnya,” ulasnya.
Dari pantauan harga daging, kabid ini menyatakan masih pada harga 120 ribu per kilogramnya. Dijelaskan bahwa memang hukum pasar yakni berdasarkan kebutuhan, dan momen terlebih kebanyakan masyarakat lebih membutuhkan asupan daging dan telur saat ramadan dan kurang mengkonsumsi sayur.
Sementara soal minyak goreng langka, dinas sudah melakukan koordinasi dengan PT. Panen Raya selaku penjual minyak goreng sekitar sebulan lalu usia melaksanakan operasi pasar murah dan sangat berpengaruh, minyak goreng sempat naik ke harga 18 ribu per liter.
“Sekarang sudah harga 20 ribu per liternya,” ungkapnya.
Adapun solusi sementara, pihaknya sudah menawarkan minyak curah yang ada di Lembar Kabupaten Lombok Barat yakni, PT. Start namun skemanya harus dilakukan pembayaran dimuka. Tapi dirinya mengaku tidak memiliki anggaran untuk itu.
Untuk elpiji subsidi 3 kilogram yang dipergunakan dalam usaha modal besar, harusnya menggunakan gas 5 kilogram non subsidi, mengingat memang itu tidak diperbolehkan dan ada regulasi.
“Kami akan kerjasama dengan kepolisian dalam penindakan soal pengusaha menggunakan gas elpiji 3 kilogram,” janjinya.(tim)