LOBAR–Pengamanan dua pelabuhan di Lombok Barat (Lobar) lebih diperketat jelang pelaksanaan event MotoGP Mandalika 18-20 Maret mendatang. Tak hanya menempatkan posko pengamanan namun juga standar pengamanan internasional dipergunakan pada dua pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke Pulau Lombok itu. Guna lebih memantapkan pengamanan saat pelaksanaan MotoGP itu, simulasi dilakukan di Pelabuhan Lembar dan Gili Mas. Melibatkan personel gabungan TNI-Polri, otoritas Pelabuhan Lembar, dan unsur terkait lainnya.
Inspektur Pengawas Daerah Polda NTB Kombespol Djoko Hari Utomo saat turun memantau jalannya simulasi mengatakan, simulasi ini perlu dilakukan agar semua pengamanan berjalan sesuai rencana. “Untuk melakukan perbaikan, mengingat waktu tinggal sembilan hari lagi, menuju hari ‘H’ pelaksanaan event MotoGP. Perhelatan ini akan kita hadapi setiap tahun selama sepuluh tahun ke depan,” ungkapnya, Rabu (9/3).
Ia mengatakan Lembar menjadi titik sentral karena menjadi pintu masuk pulau Lombok. Sehingga yang utama harus mensinkronkan, tentang siapa berbuat apa, dan bertanggung jawab kepada siapa. “Karena pengamanan ini tidak dapat berdiri sendiri, di mana semuanya memiliki peran untuk mensukseskan pengamanan perhelatan MotoGP ini,” ujarnya.
Ia menilai dalam mendukung mensukseskan event internasional itu, perlu adanya harmonisasi kerja sama, koordinasi, dan kolaborasi. Karena tak hanya sekedar penonton nasional namun juga internasional. “Yang disaksikan oleh empat miliar penonton, baik secara langsung maupun tidak langsung di seluruh dunia,” katanya.
Akan ada 63 ribu penonton yang menyaksikan event ini. Terlebih seluruh tiket race day sudah terjual semua. Diperkirakan penonton pada hari pertama sebanyak 20 ribuan, hari kedua 40 ribuan, dan hari ketiga full 63 ribu. “Di samping itu akan banyak pejabat negara yang akan menyaksikan langsung, termasuk Bapak Presiden RI Ir. Joko Widodo, yang akan menyerahkan tropy juara untuk para rider MotoGP,” imbuhnya.
Menurutnya, ini merupakan momen bersejarah. Pihaknya sangat mengharapkan kerja sama semua pihak, mengingat kondisi ketersediaan kamar hotel yang terbatas. “Informasinya, kamar hotel yang ada di pulau Lombok sebanyak 20 ribuan. Bahkan direncanakan di sini dua kapal yang akan dijadikan ‘hotel terapung’,” katanya.
Bila dilihat dari pengalaman perhelatan WSBK lalu, bisa menjadi titik tolak masuknya kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat yang menonton dari Bali. “Dalam melakukan antisipasi, tidak hanya pada situasi normal saja. Tetapi ketika situasi kontijensi, kita harus menyiapkan terhadap apa yang tidak dapat kita prediksi seperti bencana alam maupun kondisi lainnya,” jelasnya.
Sehingga ini merupakan tanggung jawab bersama, dalam melaksanakan amanah oleh negara sehingga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Sementara itu, Kapolres Lombok Barat (Lobar) AKBP Wirasto Adi Nugroho, mengatakan kegiatan simulasi di Terminal Gili Mas tidak jauh berbeda dari kegiatan simulasi di Pelabuhan Lembar. “Namun ada penambahan terkait alur pelayanan, mengingat Terminal Gili Mas berbeda dengan Pelabuhan Lembar,” ungkapnya.
Di Terminal Gili Mas disiapkan tiga pos terpadu di pintu masuk yang bertugas untuk pengamanan dan pelayanan bagi para tamu atau penonton. “Dibutuhkan kerjasama yang baik, sehingga semua mengetahui peran dan tugas fungsinya masing-masing,” tandasnya.
Adapun rangkaian simulasi kedatangan dan keberangkatan baik domestik maupun internasional, harus melewati pemeriksaan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), scan barcode PeduliLindungi, Kantor Imigrasi Mataram bagi tamu asing, dan pengecekan X-Ray dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta check-in tiket di Pelabuhan Gili Mas Lembar. (win)