FENDI/ RADAR MANDALIKA TAKJUB: Warga takjub dan mengambil air akan dijadikan obat di bukit menangis Desa Sukadana, Kecamatan Pujut, Senin kemarin.

PRAYA – Beberapa hari terakhir ini warga dibuat heboh bahkan viral juga di media sosial banyaknya warga yang mengambil air di Bukit Menangis di Desa Sukadana, Kecamatan Pujut. Video berdurasi enam menit yang diunggah salah satu akun facebook milik warga tersebut sejak dua hari lalu telah ditonton 1,3 ribu orang dan 782 kali dibagikan.
Kendati unggahan tersebut memperlihatkan para remaja yang sedang melakukan joget.Namun di lokasi tersebut juga banyak warga yang mengambil air yang diyakini dapat memberikan kesembuhan bagi berbagai macam penyakit.
Menanggapi hal tersebut, Kades Sukadana, Syukur menjelaskan, adanya air yang keluar dari Bukit Menangis pasca pengerjaan proyek bypass BIL-Kuta tersebut berasal dari bebatuan. Dimana, sebelum adanya jalan bypass tersebut bukit tersebut bernama Gunung Aik Mbuak. Namun karena akan dibuat sebagai jalan gunung tersebut dibelah menjadi dua bagian, sehingga salah satu bagiannya mengeluarkan air dari bebatuan tersebut.
“Ia benar, itu air dari batu. Sebelumnya memang ada mata air di bawah gunung yang dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari- hari. Itu gunung semulanya tapi kemarin pasca keluar air warga menyebutnya bukit menangis,” terangnya pada Radar Mandalika, kemarin.
Ketua Forum Kepala Desa (FKD) Kecamatan Pujut ini menjelaskan, setiap pagi dan sore harinya banyak warga dari Kecamatan Pujut dan luar Pujut yang mengambil air di lokasi tersebut. Hal ini sebutnya di dorong oleh keyakinan akan manfaat dari air tersebut seperti yang tersebar di media sosial.
“Sampai di lokasi ada warga yang menjual botol kosong dengan harga Rp 5 ribu tetap laku dibeli untuk mengambil air,” ungkapnya.
Berkaitan dengan khasiat dari air tersebut yang dapat menyembuhkan penyakit, Kades menyebutkan hal tersebut tergantung dari keyakinan warga. Namun secara prinsip karena gunung yang dibelah tentunya batu tersebut secara otomatis akan mengeluarkan air.
“Soal bisa menyembuhkan tergantung kepercayaan masing- masing, kita tidak bisa mendikte itu,” tegasnya.
Berkaitan dengan awal mula keluarnya air di lokasi tersebut, dia menjelaskan, sejak awal memang sudah ada air yang keluar dari sela bebatuan, dan sejak itu warga juga banyak yang mengambil air di sana. Namun setelah adanya remaja yang joget dilokasi tersebut ungkapnya semakin banyak masyarakat yang mengambil air di Bukit Menangis itu.
Di sisi lain, ia meyakini di sepanjang jalan bypass khususnya yang ada di Desa Sukadana memiliki potensi untuk dapat dijadikan wisata baru. Pasalnya, kondisi bukit yang telah dibelah dan diratakan sebagian untuk jalan bypass diyakini mampu menjadi daya tarik masyarakat.
“Bagus di sekitar lokasi samping bypass itu dibangun restoran, terlebih nanti setelah ditanami bunga,” jelasnya.
Untuk memanfaatkan lahan tersebut, dia menjelaskan, perlu keterlibatan BUMDes sebagai leading sektor yang akan menggerakkan parwisata dan usaha di sekitar lokasi. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara keseluruhan oleh masyarakat Pujut dan Kabupaten Lombok Tengah.
Sementara itu, salah seorang warga yang mengambil air di lokasi, Ramdan kepada Radar Mandalika menjelaskan, dirinya meyakini apa yang dikatakan melalui media sosial. Menurutnya, dengan kondisi bukit yang kering kemudian keluar air dari sela- sela batu memiliki arti tertentu, sehingga dinilai mampu menyembuhkan penyakit.
“Karena airnya keluar dari atas padahal bukitnya kering, saya yakin itu bisa bermanfaat untuk kesehatan kita,” ungkapnya.(ndi)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *