PRAYA—Petani tembakau di Lombok Tengah (Loteng) bisa sumringah. Pasalnya, selain cuaca yang mendukung, harga jual termbakau juga relatif bagus tahun ini. Harga terendah di angka Rp 35 ribu per kilogram.
Salah satu petani tembakau yang merasakan kebahagiaan karena cuaca yang mendukung adalah Mardan, warga Praya Tengah. Ia yang baru pertama kali menanam tembakau mengungkapkan kegembiraan melihat tembakaunya tumbuh subur meskipun kriteria tembakau yang ia tanam masuk kualitas menengah, dimana daun yang tidak begitu besar namun juga tidak terlalu kecil.
“Alhamdulillah dari 24 ribu batang yang saya tanam, 19 ribu bisa tumbuh dan berkembang dengan baik,” ucapnya.
Dari kondisi tersebut ia yang belum begitu faham dalam budidaya tembakau ini mengaku sangat bersyukur, dimana dalam panen daun bawah yang telah dilakukan dua kali kini sedang proses perajangan. Kemudian akan dijemur dan selanjutnya dilakukan pengemasan.
“Nanti kami akan kumpulkan dulu baru dijual sekalian, jadi akumulasi hasil kami masih belum bisa utarakan,” katanya.
Dikatakan bahwa dalam 100 kilogram daun tembakau basah, bisa menghasilkan 20 kilogram tembakau kering siap jual. Dimana penyusutan terjadi hingga 80 persen. Ia sadari hal ini terjadi mengingat masih pada tahap daun awal masa panen. Kalaupun kemudian nanti pada panen berikutnya presentase akan terus naik dari segi hasil tembakau keringnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Loteng, Zaenal Arifin mengungkapkan, di Loteng luas tanam tembakau di tahun 2024 yakni 14.719 hektare, Tahun ini ada peningkatan luas tanam dibandingkan tahun 2023 yakni 12.830 hektare.
“Kondisi di lapangan belum ada keluhan, alau air biasanya pasti iya, itu sudah biasa bagi para petani, dimana merupakan tantangan saat progres awal pertumbuhan tembakau,” ungkapnya.
Beberapa wilatah juga mendapatkan luasan yang bertambah, terutama di Kecamatan Praya Tengah banyak lahan yang disewa.
“Jadi urutan luas areal tanam di Loteng secara berurutan tertinggi yakni Kecamatan Prya Timur 5.544 hektare, Janapria 3.354 hektare, Pujut 3.178 hektare, Praya Tengah 1.187 hektare,” sebutnya.
Dalam fase panen awal ini, katanya, laporannya masih belum ada yang masuk ke pihaknya. Namun, ia memprediksi dengan kondisi petani saat ini rata-rata berhasil, maka perolehan panen tembakau per hektarnya sudah dalam kondisi daun kering mencapai 2-2,5 ton per hektare. Maka, secara akumulatif Loteng dapat menghasilkan 28.000 ton daun kering dalam sekali panen, ini mengacu pada luas areal tanam yang ada saat ini.
“Harga sementara terendah di angka Rp 35 ribu per kilogram dan tertinggi Rp 65 ribu per kilogram. Harga bisa naik tergantung grid dari perusahaan. Ini menurut saya termasuk kriteria harga bagus, bahkan akan bisa mentok nanti naik di angka Rp 72 ribu per kilogram,” jelasnya. (tim)