SISWA: Terlihat siswa SDN Menyiuh mengikuti ujian kenaikan kelas di emperan sekolah, kemarin. (HAZA/RADAR MANDALIKA)

PRAYA – Puluhan siswa SDN Menyiuh Desa Selebung Rembiga Kecamatan Janapria, Lombok Tengah (Loteng) melaksanakan ujian kenaikan kelas di emperan sekolah, kemarin.

Pelaksanaan ujian di emperan itu terpaksa dilakukan karena tiga lokal gedung ruang kelas ambruk dimakan usia pada akhir tahun 2022 dan Maret 2023.

“Tidak ada pilihan lain karena kami tidak memiliki gedung, dimana gedung kelas satu ambruk pada Desember 2022, disusul kelas tiga dan empat ambruk pada Maret kemarin. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar selama ini, sebagian siswa belajar di emperan atau teras depan,” tutur Kepala SDN Menyiuh, Muhammad Syukri, kemarin.

Dari pengakuannya, tiga lokal gedung yang dimaksud sudah satu tahun di kosongkan, melihat kondisinya sudah termakan usia.

“Kami di sini serba terbatas, tidak memiliki kantor, ruang guru, laboratorium, perpustakaan, kamar mandi, sumur dan musala. Kondisi ini membuat kami kehilangan sumber murid kebanyakan masyarakat memilih sekolah lain dari luar desa,” ungkapnya.

Untuk bisa mendapatkan bantuan dari pusat dan pihak terkait lainnya, berbagai upaya telah Ia lakukan, bahkan sampai menghabiskan uang pribadi jutaan rupiah untuk membayar konsultan.

“Ini sekolah tua, jadi kalau tidak cepat ditangani dikhawatirkan gedung yang lain akan menyusul. Terakhir mendapat bantuan rehab tahun 2013, itu pun rehab ringan,” cetusnya.

Karena merasa memiliki pihaknya sudah berusaha mengusulkan sebanyak empat kali ke dinas melalui narahubung dan UPT bahkan ke kementerian langsung melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Namun usulan perbaikan tidak membuahkan hasil sama sekali.

“Kita juga datangkan konsultan langsung dan melalui narahubung, belum lagi melalui Dapodik sudah berkali-kali diutak-atik, tapi belum ada jawaban,” ceritanya.

Sebenarnya kondisi ini pernah dijanjikan perbaikan bersama dua sekolah lainnya, namun bantuan itu dialihkan ke sekolah kecamatan lain.

“Untuk mendapatkan bantuan sulit sekali bahkan saya rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) melalui konsultan. Itu semua dilakukan karena ingin melihat SDN Menyiuh seperti sekolah lain, Tapi itu semua belum ada kepastian hilang kabar,” ungkapnya.(hza)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 418

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *