LOBAR–Penduduk Desa Kekait dan Guntur Macan Kecamatan Gunungsari yang dilanda banjir dan longsor pekan lalu masih dihantui rasa was-was. Pasalnya tanah perbukitan di kawasan desa itu masih labil. Dengan kondisi curah hujan tinggi diprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun membuat sejumlah titik di kedua desa itu waspada longsor karena sangat rawan.

Kepala Desa Guntur Macan, H Murni mengatakan pihaknya tetap waspada terjadi longsor di sebagian besar dusun di desa setempat. “Ada lima dusun rawan longsor dan di saa ada sekitar seribu jiwa lebih penduduknya,” jelasnya, kemarin (16/12).

Sejauh ini warga di daerah yang rawan longsor masih tinggal di rumah masing-masing. Karena tidak ada tempat lain untuk pergi mengungsi. Kalaupun diungsikan ke kantor desa, justru kondisinya tidak ada tempat. “Kita berdoa dan berharap tidak terjadi longsor,” ucapnya.

Sementara pemerintah desa tetap melakukan upaya antisipasi dengan  mencari tempat yang tidak rawan dilanda longsor. Di desa itu memang hanya satu dusun yang terbilang aman. “Warga masih berada di rumah masing-masing, namun tetap waspada, berjaga-jaga,” ujarnya.

Menurutnya potensi pergerakan tanah di desa itu sudah terlihat dan terjadi di bukit Korea. Dikhawatirkan ketika hujan lebat, air dari bukit Korea turun ke Guntur Macan. “Tiga hari setelah (banjir, longsor), tanah di bukit retak-retak. Satu rumah warga rusak,” imbuhnya.

Kondisi tidak kalah mengkhawatirkan terjadi di Dusun Kekait Daye Desa Kekait Kecamatan Gunungsari. Tanah labil di atas pemukiman warga sangat rawan terjadi longsor, terlebih hingga saat ini material banjir dan longsor yang menimbun beberapa rumah warga belum bisa dibersihkan. Menurut Kadus Kekait Daye, Yusron, warganya tetap waspada longsor susulan. “Total warga yang mengungsi 350 jiwa,” sebut dia.

Warga yang mengungsi ke lima titik. Terbesar ada di masjid yang menampung 150 jiwa. Sekretaris Kecamatan Gunungsari, Musanif mengatakan pihaknya tetap mewaspadai beberapa daerah yang terjadi tanah bergerak. Apalagi dengan kondisi hujan yang masih terus terjadi. Seperti di Kekait, Guntur Macan, dan Gelangsar karena kemiringan di atas 70 derajat. Bahkan ada mendekati 90 derajat, seperti di Guntur Macan. Selain banyak bebatuan yang membahayakan warga. “Karena ada informasi bahwa ada tanah bergerak,” ujarnya.

Sejauh ini pihaknya fokus pada penanganan korban bencana di pengungsian. Karena dikhawatirkan ancaman malaria dan DBD. “Karena itu, kami selalu koordinasi dengan tiga puskesmas, untuk memantau korban bencana guna mencegah DBD dan malaria,” kata dia.

Selain itu pihaknya fokus pada penanganan dampak bencana seperti rumah rusak, baik rusak berat dan kerugian berat. Ia berharap agar Pemda dan Pemprov mengatensi berbagai persoalan yang dihadapi. (win)

Post Views : 193

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *