MATARAM – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepakatan antara Pemerintah Provinsi NTB dengan University of Nottingham UK pada Senin, 24 April 2023.
“Hari ini bersama dua Ilmuwan ternama dunia dari University of Nottingham Professor Ian Fisk dan Professor Pat Willer, serta Professor Bagus dari Indonesia yang kini mengajar di Nottingham,” tutur Bang Zul.
Ia juga menginformasikan bahwa para ilmuwan tersebut akan berkunjung ke Provinsi NTB untuk menjalin kolaborasi.
“Insya Allah mereka pada bulan Mei dan Juni mendatang akan berkunjung ke NTB, untuk menjalin kolaborasi dengan kampus – kampus di NTB dan juga UKM – UKM kita di NTB,” jelas Bang Zul.
Bang Zul juga berpesan kepada seluruh mahasiswa dan staf pengajar dapat memanfaatkan laboratorium science dan technology yang canggih di UK.
“Anak-anak mahasiswa dan staf pengajar kita bisa berkunjung dan memanfaatkan lab-lab science dan technology yang canggih-canggih di UK ini,” ungkapnya.
Sementara itu satu tahun akhir kepemimpinan Zul Rohmi tahun ini menyisakan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk program beasiswa dalam negeri maupun luar negeri. Dari jumlah tersebut alokasi anggaran beasiswa ke luar negeri yang bersumber dari APBD terbilang kecil, hanya Rp 2 miliar saja.
“Ke luar negeri tahun ini Rp 2 miliar. Ini tahun terakhir (dana beasiswa),” terang Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB, Amry Rahman, belum lama ini.
Seperti diketahui, beasiswa menjadi program prioritas Zul Rohmi sejak memimpin NTB. Awardee selama ini telah mencapai 5000. Rinciannya 4000 awardee penerima manfaat di dalam negeri, sisanya atau sebesar 1000 awardee dikirim Pemprov NTB ke berbagai negara luar. Dari jumlah itu juga yang sudah lulus sebesar 700 awardee sementara 300 orang masih menempuh studi. Malah ada yang saat ini sedang disiapkan berangkat (on going process).
“700 orang itu anggarannya sudah terserap. 300 itu masih, akan selesai tahun ini,” terang Amry.
Mantan Kepala Badan Pengelolaan dan Pendapatan Daerah (Bappenda) Provinsi NTB itu menuturkan, tahun ini juga Albukhary International University di Malaysia memberikan kuota NTB untuk pengiriman studi sebanyak 45 orang. Beasiswa jenis ini full funded (biaya penuh) namun diperuntukkan untuk Stara Satu (S1).
“Sekarang tahap seleksi. Berdasarkan komunikasi awal 45 orang. Mudah-mudahan bertambah karena masih ada komunikasi lebih lanjut. Kira tinggal persiapan orang-orangnya aja. Syaratnya miskin alias tidak mampu,” jelasnya.
Berikutnya yang di dalam negeri, Pemprov juga mendapatkan kesempatan pengiriman beasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jawa namun jenisnya hanya bebas SPP dan biaya pembangunan.
“Lokasinya di Kediri (Jawa Timur),” katanya.
Dengan anggaran yang disiapkan dari APBD, Pemprov memberikan kesempatan bagi siapa saja ikut berpartisipasi melalui program Bantuan Stimulan Unggulan (BSU). Peserta yang dinyatakan lolos seleksi entah S1, S2 dan S3 akan diberikan dana pembayaran SPP secara langsung melalui rekening masing-masing calon penerima. Mahasiswa yang masih aktif juga diberikan kesempatan mengakses jenis beasiswa lainnya seperti penelitian dan KKN. Jenis BSU ini sudah mulai tenar sejak program beasiswa masih ada di Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda NTB.
Disinggung kelanjutan pada tahun 2024, Amry menegaskan program yang masuk dalam nomenklatur 1000 cendikiawan tersebut masih ada. Namun alokasi kepastian anggaran yang disiapkan Pemprov belum pasti.
“Secara program masih. Tapi itu tidak bisa disebut berapa jumlahnya karena masih harus dievaluasi. Nanti disusun di Bappeda,” terangnya.
Pemprov sendiri menargetkan penerima beasiswa untuk pelajar NTB mencapai 5.595 baik di dalam negeri maupun di luar.
“Target kita dengan 5.595 an termasuk dalam negeri untuk beasiswa selama ini,” pungkasnya.(jho)