PRAYA – Sebanyak empat SMP negeri di Lombok Tengah (Loteng) terancam tutup. Hal ini lantaran jumlah siswa di sekolah tersebut minim.
Dewan Pendidikan Loteng membeberkan bahwa ada empat SMP negeri yang terancam tutup. Diantaranya, SMPN 6 Praya, SMPN 4 Praya Tengah, SMPN 6 Jonggat dan SMPN 2 Praya Barat.
Minimnya jumlah siswa disebabkan oleh beberapa faktor seperti, lokasi yang tidak strategis, sumber murid minim dan persaingan antar lembaga yang ketat.
“Ditambah lagi mereka dibatasi dengan aturan zonasi sehingga mereka kesulitan mencari siswa diwilayah tersebut di tengah persaingan yang ketat,” ucap Anggota Dewan Pendidikan Loteng, H Ambare pada Radar Mandalika, belum lama ini.
Sementara dari segi pelayanan, sekolah yang dimaksud memiliki sarana prasarana yang minim sehingga daya saing sekolah kurang diminati.
“Di sini juga perlu pemerataan guru supaya sekolah yang minim siswa bisa terbantu mendongkrak prestasi sekolah yang nanti berdampak pada tingginya animo masyarakat. Sehingga yang tadinya sekolah sepi peminat menjadi ramai karena ada daya saingnya atau nilai plus dimata masyarakat,” ungkapnya.
Terkait hal ini, Dewan Pendidikan Loteng sudah memasuki rekomendasi mengenai mutasi guru supaya guru yang kualitasnya baik disebarkan di masing-masing satuan pendidikan tidak numpuk di satu tempat saja.
Lanjut ke masalah kelembagaan, dimulai dari SMPN 6 Praya jumlah siswa sebanyak 33 orang, SMPN 4 Praya Tengah 48 orang, SMPN 6 Jonggat 17 orang dan SMPN 2 Praya Barat 30 orang.
“Jika dilihat dari aturan pencairan dana BOS, sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 60 orang dalam tiga tahun terakhir, tidak bisa menerima alokasi dana BOS reguler,” tutupnya.(cr-hza)
Usul juga harusnya ada reword and funishmen kepada semua guru agar kualitas guru di lombok tengah sejajar dan setara