MATARAM – Semprotan keras diarahkan kepada Gubernur NTB, Zulkifliemansyah oleh para pemerhati keberadaan joki cilik kuda di Sumbawa. Gubernur pun langsung buka suara melalui akun facebook pribadinya. Dalam tulisan statusnya, gubernur berstatemen cukup keras.
“Butuh waktu dan kesabaran untuk menata dan merubahnya,” tulis gubernur.
Gubernur menegaskan pacuan kuda dengan joki cilik sudah membudaya dan menjadi tradisi turun temurun yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun.
“Jadi kalau melarang penggunaan Joki Cilik dalam pacuan kuda tradisional sama dengan menodai dan mengganggu tradisi,” katanya.
Menurutnya, terlalu vulgar dan demonstratif melarang Joki cilik, pemerintah dan pembela hak anak-anak akan berhadapan dengan perlawanan ‘kultural’ yang serius dan tidak mudah.
Gubernur menyadari bagi mereka yang paham betul pendidikan dan hak anak tentu punya pembelaan untuk melarangnya. Anak-anak yang mestinya bermain dan belajar diusia-nya yang belia tidak boleh menyabung nyawa di atas kuda apalagi di eksploitasi atas nama hoby dan tradisi.
“Saya pribadi termasuk pada posisi yang kedua ini. Saya terus terang tidak setuju daerah-daerah kita menggunakan Joki Cilik. Anak-anak kita sudah saatnya tidak boleh jadi korban atas nama tradisi dan lain,” tegasnya.
Sisi dilemanya, politisi PKS itu merubah drastis atau melarang tradisi Joki Cilik ini juga berbahaya. Karena masyarakat akan diam-diam tetap melaksanakan kegiatan pacuan kuda dengan Joki Cilik. Bahayanya karena fasilitas kesehatan dan keamanan akan minim bahkan tidak ada.
“Lalu solusinya seperti apa? Harus mulai mengarah ke Joki Besar sesuai standard Pordasi. Ini perlu waktu dan kita sudah mulai berubah kearah sana,” terangnya.
Gubernur menyampaikan, beberapa pacuan kuda terakhir sudah ada aturan Joki tidak boleh lagi terlalu kecil. Minimal usia yang boleh 12 tahun dan safetynya diperkuat. Apalagi kalau yang berlaga sekarang sudah banyak kuda-kuda besar. Kuda besar ini tidak mungkin pakai Joki kecil lagi.
Gubernur pun sudah mengusulkan ke Pordasi NTB untuk mulai membuat sirkuit standar Nasional yang larinya belok kanan dengan menggunakan kuda kelas besar sesuai aturan pordasi.(jho)