PRAYA – Warga Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah (Loteng) menggeruduk kantor desa setempat, Selasa (7/2/2023).
Aksi warga ini dipicu karena geram atas ulah Kades Ungga, Suasto Hadiputro Armin yang diduga melecehkan seorang perempuan inisial A (19) yang merupakan istri warganya. Kades diduga meminta foto bugil perempuan tersebut via chat WhatsApp (WA). Dimana, A yang saat ini menjadi TKW di Arab Saudi sebelumnya meminta pertolongan kepada kades untuk bisa dipulangkan lantaran tidak betah. Namun, kades justru diduga meminta foto bagian sensitif korban.
Koordinator aksi, Apriadi Abdi Negara menjelaskan, datangnya warga ke kantor desa sebagai upaya untuk mengembalikan marwah Desa Ungga yang dinilai tercemar oleh tindakan kepala desa yang tidak mencontohkan sebagai tokoh yang baik dan arif.
Menurutnya, dugaan chat mesum yang dilakukan kepala desa itu sudah mencederai nama desa dan dikhawatirkan berdampak pada generasi muda yang ada di desa tesebut. “Ini menentukan marwah dan nasib Desa Ungga, ini terjadi tidak seketika,” tegasnya.
Abdi menceritakan awal mula permasalahan. Saat itu A sempat menikah dini namun dicegah oleh kades. A kemudian ditampung di rumah kades dengan alasan akan mendampingi melapor ke Polres. Kemudian A menikah dengan suaminya yang sempat mengalami proses yang lama, sehingga kades diancam pihak perempuan untuk membongkar tindakan sang kades.
“Perempuan itu pernah menikah di bawah umur kemudian didampingi melapor. Saat menikah dengan saudara Karyawan satu bulan baru diakad nikah, menggertak kades kalau tidak akad nikah saya akan bongkar,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, pihaknya sedang mengupayakan A yang kini bekerja di Arab Saudi bisa pulang untuk melaporkan dugaan tersebut. Pasalnya, permintaan warga agar kepala desa berani bersumpah di atas Alquran tidak siap dilakukan.
“Tidak hanya hukum positif, Kades Ungga tidak berani disumpah,” tegasnya.
Sementara itu suami korban, Karyawan mengaku sangat kecewa dan tidak menerima ulah kades terhadap istrinya tersebut.
“Banyangkan kalau istri kalian diminta seperti itu, bagaimana perasaannya,” lontarnya.
Atas peristiwa yang menimpa dirinya tersebut, pihaknya meminta agar kepala desa tersebut diberhentikan karena dinilai tidak cocok memimpin Desa Ungga.
“Harus diberhentikan karena tidak cocok mengurus Desa Ungga. Harus diberhentikan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ungga, Suasto Hadiputro Armin membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya. Dimana, dirinya mengaku sudah cukup lama tidak menggunakan nomor tersebut. Selain itu, dia juga menjelaskan jika sebelumnya nomor tersebut sering dihack.
“Apa yang dituduhkan itu tidak pernah saya lakukan,” tegasnya.
Bahkan, dia akan melakukan upaya hukum terkait tindakan pencemaran nama baik dan Undang- Undang (UU) ITE. (ndi)