MATARAM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Mataram melakukan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi dilakukan di depan gedung DPRD NTB yang berakhir ricuh. Massa aksi terlibat saling dorong dengan personel kepolisian, Rabu (31/8/2022).
Adapun disampaikan massa aksi, menolak kenaikan harga BBM yang dirasa sangat berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya itu, kenaikan tarif listrik dan maraknya mafia migas dan batu bara menjadi atensi massa saat menyampaikan aspirasinya.
“Sekarang perekonomian sedang berada pada angka yang rendah, oleh karena itu akan membawa beban masyarakat itu bertambah dengan kenaikan harga BBM dan listrik,” tegas Ketua Cabang HMI Kota Matara, Dwi Alam Ananami Putra.
Sebelumnya massa diterima oleh Wakil Ketua I DPRD NTB, Novar Farinduan. Wakil rakyat ini tidak berhasil menyerap apa yang menjadi tuntutan mereka. Farin menyampaikan Ketua DPRD NTB sedang dalam keadaan sakit. Gara-gara itu massa menilai ada kontradiksi dengan jawaban sehingga membuat massa aksi tersinggung. Massa pun merobohkan pintu masuk sebelah utara.
Atas tuntutan yang tidak direspons di katakan Alam akan melaksanakan aksi lanjutan dan membuat petisi untuk pemerintah pusat karena keputusan ada di pemerintah pusat. Namun DPRD NTB harus menyampaikan ini dengan baik-baik karena ini aspirasi masyarakat.
Saat kericuhan terjadi, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda mengatakan, presiden Jokowi mengatakan jika BBM dan tarif listrik tidak dinaikkan maka kondisi ekonomi Indonesia mengkhawatirkan. Tetapi perjuangan dan keinginan massa aksi akan disampaikan ke pemerintah pusat.
“Tuntutan yang disampaikan segera kami kirim besok pagi ke Jakarta,” janjinya.
Isvie berpesan kepada massa aksi untuk menyampaikan tuntutannya dengan baik dan tidak anarkis. Perihal adanya keterlambatan untuk menemui massa aksi diminta untuk dimaklumi.
Dalam aksi demo itu, anggota kepolisian terluka. Kapolresta Mataram Kombes Pol Mustofa mengaku belum melihat keadaan personelnya. Namun Kapolres mengaku sempat terjadi aksi saling dorong antara personel polisi dengan massa aksi.
Mustofa juga berpesan supaya dalam menyampaikan aspirasi dengan santun dan harusnya dengan kepada dingin.“Nanti saya cek dulu, demo ini kami kawal dengan humanis,” kata kapolresta.
Terpisah, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah terlihat dilema menyikapi kenaikan BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar hari ini.
“Kalau fraksi saya (Fraksi PKS) menolak,” kata gubernur, Rabu kemarin.
Gubernur mengatakan meski F PKS menolak tetapi gubernur merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.
Ditegaskan kembali sikapnya selaku gubernur dari kader PKS, Bang Zul hanya mengatakan ia tidak lain hanya wakil pemerintah pusat di daerah.
Kenaikan harga BBM tentunya akan berpengaruh kepada kenaikan inflasi. Dalam hal ini, Bang Zul hanya mengatakan akan melihat perkembangan saja.
“Nanti kita lihat,” katanya.
Gubernur mengatakan jikapun imbal balik dari kenaikana Harga BBM itu yaitu pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah, Bang Zul mengatakan BLT tidak mesti berbentuk dana kes. Di NTB akan memanfaatkan produk IKM atau UMKM lokal sehingga nantinya BLT bisa seperti JPS Gemilang. Ia mengatakan memakai produk dari IKM atau UMKM lokal juga dapat membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Termasuk membantu aktivitas ekonomi melalui pembelian IKM/UKM lokal, sehingga mereka juga tetap berproduksi.
“Jangan BLT uang kes tapi produk lokal. Kayak JPS Gemilang,” katanya.(jho/rif)