Ingin Memotivasi Generasi Muda
Kakek asal Kampung Peresak, Dusun Sengkol III, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut meraih gelar sarjana diusia yang renta, yakni 80 tahun. Berikut kisahnya.
FENDI – LOTENG
Kalimat “carilah ilmu sejak di buaian hingga masuk ke liang lahat,” patut disematkan kepada kakek asal Kampung Peresak, Dusun Sengkol III, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut. Pasalnya, diusiannya yang sudah masuk 80 tahun, kakek ini masih memiliki semangat untuk terus menambah pengetahuan dan wawasannya hingga bisa meraih gelar Sarjana Sains di Universitas Al-Azhar (Unizar) Mataram.
Dia adalah Merdiu, seorang pensiunan tenaga pendidik di era presiden kedua RI. Dimana sejak berada di bangku pendidikan awal telah memiliki banyak prestasi dan selalu menjadi yang terbaik di sekolahnya.
“Dulu saat sekolah selalu juara, sehingga diangkat menjadi pegawai saat itu,” ceritanya pada Radar Mandalika, kemarin.
Merdiu tidak bisa menjelaskan sejara detail seperti apa perjalanan awalnya mengenyam pendidikan hingga menjadi pegawai negeri dan bisa masuk kuliah. Namun kakek yang lahir tahun 1950 tersebut telah banyak malang melintang di dunia pendidikan.
Demikian pula dengan perhatiannya kepada pendidikan kepada putrinya. Kakek yang memiliki lima orang anak tersebut berhasil menamatkan pendidikan Strata I keempat anak perempuannya.
“Satu orang hilang mata (meninggal dunia),” jelasnya.
Dia bercerita untuk bisa menyekolahkan anaknya, dia rela menjual kebun miliknya agar semua anaknya bisa menikmati pendidikan tinggi. Prinsip ini dia tanamkan sebagai tanggung jawabnya kepala anaknya sehingga bisa menjadi generasi yang bermanfaat di masa depan.
“Saya berpikir apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai,” katanya.
Kendati saat ini telah selesai menempuh S1 bidang Sains, kakek ini juga menyebutkan ingin melanjutkan kulaih di bidang lain, agar bisa mendapat gelar A.Md.
“Kalau ada kesempatan saya ingin kuliah untuk gelar A.Md,” sebutnya.
Sementara berkaitan dengan proses kuliahnya, H Muksin selaku menantunya menjelaskan, diperkirakan bapaknya mendaftar kuliah di Unizar pada tahun 2000 dimana setelah daftar kuliahnya tidak diurus karena berbagai aktivitas yang dilaksanakan. Namun kemudian selama dua tahun terakhir orang tuannya tersebut melanjutkan pendidikan hingga disematkan gelar sarjana.
“Saya dapat info dia kuliah tapi saya belum yakin, tapi datang dosen dari Unizar mengatakan dia akan wisuda, baru saya percaya, saya juga melihat SKS-nya sudah terisi semua,” jelasnya.
Dia tidak mengetahui persis seperti apa proses pendidikan dan perjalanan mertuanya menempuh pendidikan. Namun dengan diwisudanya kakek berumur 80 tahun tersebut ungkapnya sebagai motivasi bagi keluarga, anak dan cucu- cucunya agar lebih giat menempuh pendidikan.
“Masa yang umur 80 saja masih giat sekolah, ini menjadi motivasi bagi anak- anak untuk menempuh pendidikan,” tegasnya.
Dia juga menjelaskan, sejak awal mertuanya tersebut sangat perhatian terhadap pendidikan. Dimana dia rela mengorbankan hartanya demi bisa menyekolahkan anak-anaknya sehingga bisa menyelesaikan studi starata satu, bahkan anak- anaknya sudah menjadi pegawai negeri.
“Dua orang menjadi pegawai negeri, duanya lagi ada di Malasyia dan Arab Saudi, semunya S1 hanya satu yang D-III,” tandasnya.(*)