IST/RADAR MANDALIKA TEBAR KEBAIKAN: Anggota SEKILO saat membagikan Mushaf Alquran kepada sejumlah santri di salah satu TPQ wilayah Lotim, belum lama ini.

SEKILO Bagikan Ratusan Mushaf Alquran ke TPQ

 

 

Komunitas Semeton Kijang Lombok (SEKILO) patut dicontoh. Komunitas pecinta mobil tua ini bukan sekadar menggelar kopi darat (Kopdar) saja. Tapi anggotanya terus berupa menghadirkan sesuatu hal positif di segala bidang. Seperti apa?

 

 

 

RAZAK – LOMBOK TENGAH

 

 

BELUM lama ini, SEKILO memberikan bantuan mushaf Alquran ke sejumlah Taman Pendidikan Alquran (TPQ) yang ada di Pulau Lombok. Yaitu di Kabupaten Lombok Timur (Lotim), dan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).

“Ratusan mushaf Alquran ke beberapa TPQ yang langsung disaluran oleh masing-masing pengurus lokal yang ada di masing-masing kabupaten,” kata Ketua Umum (Ketum) SEKILO, Moh. Hirawan Efendi pada Radar Mandalika, kemarin.

 

Dia mengutarakan, pemberian mushaf Alquran di Loteng berlokasi di wilayah Desa Darmaji Kecamatan Kopang, dan di Praya. Sedangkan, di Loteng berlokasi di wilayah Kecamatan Terara, dan Kecamatan Montong Gading.

 

“Tujuan kami membantu pengurus-pengurus TPQ untuk  pemenuhan kecukupan Alquran dan tentunya untuk para santri yang mengaji di tempat TPQ tersebut,” jelasnya.

 

Komunitas SEKILO yang terbentuk pada 31 Desember 2021 ini terus berkomitmen dalam menghadirkan hal-hal positif di segala bidang. Baik langsung membantu masyarakat maupun bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

 

“Kami terus berupaya untuk bisa membantu masyarakat, termasuk untuk membantu pemerintah dalam bidang hal apa saja yang bisa disepakati dan dikerjasamakan untuk kemaslahatan,” tuturnya.

 

Misinya, adapun kegiatan solidaritas sesama anggota, sosial, kemanusiaan dan dakwah misi kemanusiaan yang pernah dilakukan oleh SEKILO. Diantaranya penggalangan dana kemanusiaan berupa santunan kepada salah seorang warga kelas menengah yang terlahir dalam kondisi tidak normal. Yang waktu itu katanya banyak juga dibantu oleh pegiat-pegiat sosial di Pulau Lombok.

 

“Termasuk kami SEKILO berhasil menghimpun sejumlah bantuan berupa uang tunai dari anggota SEKILO dan kami serahkan langsung kepada keluarga pasien. Yang kebetulan pasien kala itu sedang di rawat di RSUP NTB,” ujarnya.

 

Pihaknya pum memiliki rencana untuk menjalin kerjasama dengan pihak Poltekpar Lombok. Bahkan pihaknya sempat pernah bertemu dengan salah satu dosen di Poltekpar Lombok.

 

“Harapan kami semoga wadah SEKILO ini terus bisa menjadi wadah silaturahmi yang kuat. Baik Ukhuwah Islamiyyah  maupun Ukhuwah Wathaniyah-nya. Termasuk bidang-bidang sosial,” harapnya.

 

Untuk itu, diutarakan pada penghujung September tahun ini, pihaknya menggelar kopdar yang ke-7. Lokasinya di Gunung Jae, Lombok Barat (Lobat). Disamping itu, adapun agenda besar SEKILO pada penghujung tahun ini  waktu dekat ini, pihaknya juga akan menggelar ulang tahun SEKILO yang pertama. Lokasinya direncanakan di Loteng.

 

“Mohon doa dan dukungan kita semua khususnya anggota SEKILO di manapun berada. Termasuk pihak-pihak lain yang bisa membantu untuk suksesnya agenda akbar yang kami rencanakan nantinya terlaksana di penghujung tahun memasuki tahun baru 2023,” katanya.

 

Sekilas diceritakan, komunitas SEKILO ini terbentuk di Loteng tepatnya di Terminal Pasar Jelojok. Komunitas ini lahir berdasarkan kecintaan banyak orang terhadap mobil tua berjenis Toyota Kijang utamanya Kijang kotak. Diantaranya jenis Kijang Grand, G, Super, Rover dan Hobart.

 

“Seperti kita ketahui mobil ini sangat familiar digunakan di era tahun 80-90-an dan pada era ini sudah tergolong mobil tua dan sering mengalami gangguan baik mesin, kelistrikan body dan lain-lain,” ujarnya.

 

Tapi sejatinya, kata dia, jenis kijang ini tidak sedikit orang masih menggandrunginya untuk digunakan sebagai transportasi untuk berbagai keperluan. Baik pribadi maupun untuk usaha.

 

“Sehingga kami bertemu pada saat itu di Jelojok tanggal 31 Desember 2021 (hari Jumat, Red) setelah janjian bersama sekitar 10 orang yang awalnya kami tidak saling kenal karena sebelumnya hanya komunikasi lewat medsos saja,” ceritanya.

 

Yang hadir waktu itu, ujarnya, semeton dari Lotim dan Loteng. Kemudian bersepakat untuk membentuk komunitas yang awalnya tidak bernama SEKILO. Tapi ada nama lain. “Dan, akhirnya pada saat itu berlanjut satu bulan kemudian anggota yang awalnya hanya 10 orang itu mendapat respons positif masyarakat,” ujarnya.

 

Sehingga dalam kurun waktu satu bulan,  anggota komunitas tersebut bertambah hingga menjadi kurang lebih 60 orang. Dan, dilaksanakan kopdar ke-2 di Taman Tonjeng Batujai, Loteng. “Pada akhirnya berjalan sudah hampir 10 bulan dengan jumlah anggota yg terdata di Fanpage Fb (Facebook) SEKILO berjumlah 1.600 lebih, dan yang sudah registrasi resmi hampir di angka 400 anggota tersebar di lima kabupaten/kota di Pulau Lombok. Yaitu Lotim, Loteng, Lobar, Kota Mataram, dan KLU,” ujarnya.(*)

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *