PRAYA-Progres pembangunan proyek jalan bypass dari Bandara Internasional Lombok menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dinilai lelet.
Hal itu karena dalam pengerjaanya ada beberapa kendala yang terjadi. Salah satunya adalah adanya pembelokiran jalan yang menjadi akses pengangkutan material penimbulan jalan tersebut.
Kepala Dinas PUPR Loteng, Lalu Firman Wijaya menyatakan, sebenarnya untuk progres pembangunan jalan ini, yang mengetahuinya adalah pihak Balai Jalan. Namun, pihaknya mendapatkan infomasi bahwa ada potensi progres negatif atau progres lamban (lelet, red).
Penyebabnya, karena terjadinya pembelokiran jalan oleh warga sekitar dan beberapa persoalan lainnya. Tapi, pihaknya sebelumnya sudah melaksanakan rapat bersama kepala desa yang dilalui pembangunan jalan tersebut bersama forkopimda.
“Kami sudah melaksanakan rapat dengan elemen terkait untuk kendala –kendala yang dihadapi itu,” tuturnya.
Ia mengaku, segala hal yang menjadi tuntutan masyarakat pihaknya sudah berupaya untuk penuhi. Seperti perbaikan jalan dari Tanak Awu menuju Desa Pengembur dan tututan warga yang ingin bekerja pada proyek jalan juga sudah diakomodir.
“Kita akan turun lagi untuk mengetahui apa menjadi tuntutan warga, sehingga kembali dilakukan pemblokiran jalan itu,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, meski tahapan pengerjaannya masih dalam penimbunan tanah urug, pihaknya percaya pengerjaan jalan bypass untuk mendukung perhelatan MotoGP ini akan selesai sesuai kontraknya.
“Kami akan berupaya akan pengerjaan jalan ini akan tuntas sesuai dengan batas waktu yang ditentukan itu,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu warga, Chairil Najid menyatakan, pihaknya sangat mengeluhkan dampak dari pengerjaan jalan Bypass Mandalika dari Bandara menuju KEK Mandalika ini.
Hal itu lantaran, selain debu material, namun pengangkutan material dengan dam truk dari galian C telah membuat ruas jalan raya Desa Tanak Awu menuju Desa Pengembur semakin rusak parah. Karena dum truk muatan material tanah urug setiap hari melintasi jalan raya setempat.
“Kami terpaksa melakukan pembelokiran jalan itu, karena merasa gerah dengan suplier. Pasalnya mereka tidak mengindahkan apa yang menjadi tunutan warga,” katanya dengan tegas, Senin (15/02). (jay)