LOTIM – Bupati Lombok Timur (Lotim), HM Sukiman Azmy, menerima anugerah Manggala Karya Kencana (MKK). Anugerah MKK ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah pusat, melalui Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Diberikan kepada sosok yang dinilai mempunyai dedikasi tinggi terhadap program pengendalian penduduk, Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga.

Kemarin, penghargaan tersebut diserahkan langsung kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, pada kunjungan kerjanya. Bupati mendapat penghargaan karena dinilai memiliki komitmen dalam penurunan kasus stunting atau gagal tumbuh di Lotim.

Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy, mengatakan, Pemkab Lotim berhasil menurunkan kasus stunting dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) tahun 2018 kasus stunting mencapai 26,45 dan terus turun hingga 16,9 pada 2022. Pemda Lombok Timur seperti halnya Pemprov NTB merujuk data e-PPGBM dibanding survei status gizi Indonesia (SSGI) karena sudah by name by address.

Dengan trend yang terus mengalami penurunan, ia optimis tahun 2024 mendatang stunting di Lotim dapat mencapai 14 persen, sesuai target nasional. “Kami meminta arahan kepala BKKBN untuk lebih memantapkan upaya Pemda dalam penurunan stunting,” ujarnya.

Menjawab hal tersebut, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo di hadapan tim percepatan penurunan stunting Lotim memaparkan sejumlah hal yang perlu ditekankan, termasuk mencermati blok sensus pada SSGI yang akan dilaksanakan tahun ini. Ia menyadari, pemilihan blok yang kurang tepat dapat menyebabkan data yang diperoleh kurang akurat. Karena itu, ia mengingatkan perlunya mengkritisi blok sensus. “Penting dilakukan pendampingan saat sensus dan mempersiapkan petugas yang melakukan pengukuran dan aspek-aspek lainnya,” tandasnya.

Selain itu Hasto Wardoyo juga menekankan, perlunya memperhatikan atau mengawal ibu hamil yang memiliki risiko melahirkan anak stunting. Ia menguraikan sejumlah risiko mulai dari ibu hamil, dan anemia serta risiko lainnya. Tidak lupa pula diingatkannya, untuk meningkatkan pelaporan mandiri calon pengantin, melalui aplikasi Catin Esimil yang masih rendah.

“Aplikasi Esimil ini, merupakan salah satu upaya intervensi percepatan penurunan stunting, dengan memastikan setiap calon pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” pungkasnya. (fa’i/r3)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 342

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *