PRAYA – Pembangunan jembatan Pemoles yang menghubungkan Desa Montong Sapah dengan Desa Batujangkih, Kecamatan Praya Barat Daya harus segera dituntaskan. Terlebih saat ini musim penghujan dengan intensitas tinggi. Dikhawatirkan bisa berdampak pada kerusakan jembatan yang masih dalam proses pengerjaan.
Jembatan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat tersebut diterjang arus aliran sungai pada saat turun hujan deras, beberapa hari lalu. Namun begitu, akibatnya tidak begitu fatal. Tidak sampai merobohkan bangunan jembatan yang belum tuntas 100 persen.
“Sebenarnya tidak ada yang rusak. Cuman penyangganya itu (dari bambu) yang terbawa arus,” tegas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Loteng, H Ridwan Makruf pada Radar Mandalika, Rabu (19/10) kemarin.
Dia mengungkapkan, jembatan Pemoles sedang dalam proses pengerjaan. Pekerjaannya tinggal pemasangan plat beton penghubung jembatan. “Untung cor-coran baloknya sudah kering, sudah kuat. Penyangga-penyangganya itu saja yang sempat tergerus arus kemarin,” kata Ridwan.
Jembatan Pemoles sendiri memiliki tinggi sekitar 5 meter dengan lebar 4 meter. Dengan panjang rentang jembatan sekitar 12 meter. “Tinggal kita ikat plat saja sekarang. Terus cor. Jadi dia,” ujar Ridwan.
Dijelaskan, proses pembangunan jembatan Pemoles harus segara dituntaskan. Mengingat kondisi cuaca ektrem seperti sekarang. Sewaktu-waktu bisa berdampak fatal terhadap jembatan di sana.
“Cuman kalau gak segara dipasangkan batu pasang di sebelahnya itu akan terindas juga dengan air di pondasi-pondasi dasar ujung-ujung jembatan itu. Harus segera itu, karena kan kita ndak tau hujan ini,” terang Ridwan.
Pembangunan jembatan tersebut harus dikebut. Agar bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Keberadaan jembatan Pemoles sangat diharapkan oleh masyarakat. Termasuk sebagai akses jalan bagi anak-anak sekolah.(zak)