PRAYA – Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tapi apa jadinya jika itu semua tidak terpenuhi tentu sangat menghambat pelaksanaan pendidikan. Seperti yang dialami oleh SDN Selebung di Desa Lajut, Kecamatan Praya Tengah satu lokal ruang belajar butuh perbaikan.
“Kerusakan di bagian atap dan plafon ini selain faktor usia juga karena faktor bekas gempa bumi 2018 silam. Dengan kondisi ini mau tidak mau pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kita alihkan ke musala sekolah,” ucap Kepala SDN Selebung, Muhammad Halil pada Radar Mandalika, kemarin.
Upaya yang dilakukan pihaknya supaya ruang belajar yang ditempati kelas II tetap bisa dipakai yaitu mencoba memperbaiki seadanya dengan cara Kayu dan gentengnya ditambal sulam pakai kayu dan genteng bekas asalkan tidak bocor saat hujan, namun itu tidak bertahan lama. Sehingga satu-satunya solusinya yaitu diusulkan melalui Dapodik sebagai penerima dana bantuan khusus (DAK) 2022 tapi sayang masih belum beruntung.
Pihak sekolah berharap pemerintah segera merespons kondisi ini agar para siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan layak dan nyaman.
“Sejak awal ada kerusakan, pihak sekolah sudah berkali kali mengajukan perbaikan bangunan sekolah tapi sampai saat ini masih belum ada kabar baik,” ungkapnya.
Apalagi penerimaan peserta didik baru (PPDB) tinggal sebentar lagi. Tentu untuk menyambutnya harus dalam kondisi sarana dan prasarana yang memadai termasuk gedung supaya penilaian pelayanan pendidikan di mata masyarakat memuaskan.(cr-hza)