PRAYA – Program desa seribu sapi untuk lima desa di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah belum tuntas disalurkan. Ada 890 ekor sapi belum diterima kelompok penerima bantuan dari Kementerian Pertanian ini.

Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, L Iskandar menegaskan, pihaknya tidak mempersalahkan jenis bantaun yang datang. Termasuk sapi dari Bali yang diterima warga. Pasalnya, sapi jenis Brahman Cross asal Australia tidak bisa didatangkan dampak covid-19.

“Petunjuk teknis dari tim pengadaan singosari spesifikasi barang tidak ada ketentuan ras, namun mengacu pada spek berat badannya 300 kg, lingkar dadanya dan umur 24 Bulan. Dimana diperuntukan untuk sapi pembibitan dan potong dengan jumlah jantan 500 ekor dan betina 500 ekor, ” terangnya, Rabu kemarin.

Dia menjelaskan, jumlah sapi yang telah diterima di Lombok Tengah saat ini baru berjumlah 110 ekor dan kurang 890 ekor sapi.

Adapun harga sapi dalam program ini berkisar 19 juta baik brahman Cross bahkan sapi Bali. Secara keseluruhan proses ini merupakan tanggung jawab pengada singosari.

“Pemerintah Daerah tetap mendukung pemberdayaan peternak sumber APBD-Perubahan dengan membuatkan jalan, gapura dan embung untuk menampung air dalam menambah hijauan makanan ternak dan suplay air,” katanya.

“Adapun biaya pembuatan  kandang 180 juta, soal beredar adanya iuran anggota kelompok 500 ribu merupakan swadaya kelompok atas dasar musyawarah dan kesepakatan bersama,” bebernya.

Sementara, Kades Teruwai, M Arta yang diKonfirmasi Radarmandalika.id via telpon menyatakan di tempatnya saat ini telah menerima sapi jenis sapi Bali belum 100 persen.”Iya sapinya sudah datang, tapi baru 50 ekor,” katanya singkat.

Terpisah, Kades Bangket Parak, Genah Genuh juga mengutarakan hal yang senada. “Iya sapinya saya denger-denger sudah datang sih, sekitaran 10 ekor kalau ngak salah,” katanya singkat via telpon,” (tim).

Post Views : 124

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *