BUTUH PERBAIKAN: Kepala SDN Tuban, H Wirabakti menunjukkan bangunan sekolah yang ambruk, Selasa (9/5/223).(KHOTIM/RADARMANDALIKA.ID)

PRAYA – Bangunan SDN Tuban di Dusun Karang Baru, Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah roboh. Hal ini berdampak terhadap aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu.

Hujan deras disertai angin kencang di wilayah setempat yang terjadi belum lama ini menyebabkan bangunan sekolah yang berdiri sejak 1978 tersebut roboh. Tapi bencana alam tersebut bukan penyebab utama. Namun penyebab utamanya mengingat usia tembok bangunan SDN Tuban ini sudah puluhan tahun. Dimana, struktur bangunan tembok tanpa menggunakan besi pada pilarnya, bahkan tanpa menggunakan semen, dan tiang penyangga teras masih menggunakan kayu.

Kepala SDN Tuban, H Wirabakti mengungkapkan, kejadian ambruknya bangunan sekolah itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wita, belum lama ini. Peristiwa yang tidak diinginkan tersebut terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Diutarakan, sebelum ambruknya atap bangunan tersebut, pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan. Bahkan pihaknya dipanggil ke dinas terkait, dan perbaikan sekolah dijanjikan akan dikerjakan pada anggaran tahun 2023.

Bahkan pada tanggal 6 Februari tahun ini, pihak dinas juga sempat datang untuk mengecek kondisi bangunan SDN Tuban. Namun hingga ambruknya bangunan sekolah tersebut sampai saat ini belum ada tindak lanjut.

“Jelas kondisi ini membuat proses belajar mengajar di sekolah kami sangat terganggu. Kasian anak-anak saat belajar di luar ruangan (garasi sekolah, red), apalagi saat hujan siswa kedinginan,” katanya, Selasa (9/5/2023).

Selain di garasi sekolah, proses belajar mengajar juga memanfaatkan ruang perpustakaan. Mengingat ruang kelas 6 kondisinya rusak parah (ambruk), dan mengakibatkan ruang kelas 5 yang bersebelahan dengan ruang kelas 6 juga terdampak. Serta ruang guru juga sangat mengkhawatirkan. Sehingga tiga ruangan tersebut sementara waktu dikosongkan.

Diungkapkan, kondisi bangun SDN Tuban menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah 115 siswa. Sebab kondisi bangunan sekolah sangat memprihatinkan dan sewaktu-waktu bisa membahayakan mereka.

Kondisi ketiga ruangan yang parah tersebut saat ini sudah tidak dapat digunakan atau ditempati. Mengingat baik dari atap sudah ambruk total dan tembok ruang kelas 6 sudah miring. Kemudian ruang kelas 5 kondisi temboknya juga retak. Pun dengan tembok ruang guru di sebelah ruang kelas 6 juga retak. Serta pada atap teras depan sudah mulai melengkung diakibatkan usia bangunan dan kayu yang sudah lapuk.

Terlebih di tahun ajaran baru, pihaknya mengambil inisiatif untuk menggunakan ruangan lain untuk menunjang proses belajar mengajar. Dimana, untuk siswa kelas 4 di garasi dan untuk kelas 2 menggunakan perpustakaan sekolah. Kemudian siswa baru di gedung yang tidak terdampak.

“Kondisi ini tentu karena dari struktur bangunan lama yang tanpa besi. Bangunan lama yang sejak dibangun tahun 1978 tidak pernah rehab. Dimana seperti tiang teras depan bangunan masih menggunakan kayu. Dan saya jadi Kepsek di sini sejak 2019,” bebernya.

Kondisi yang demikian itu rupanya juga berimbas pada banyaknya wali murid datang ke sekolah yang khawatir dengan kondisi anaknya disaat belajar. Bahkan sampai meminta untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain.

Namun begitu, ia tetap berusaha untuk meyakinkan para wali murid dengan alternatif memanfaatkan ruangan lain. Bahkan untuk ruang guru dikatakan akan menggunakan rumah dinas sekolah yang ada di sekolah itu sebagai ruangan. Mengingat bangunan yang selama ini dibuat menjadi gudang tersebut dikatakan masih cukup layak untuk digunakan sebagai kantor sementara waktu.

“Harapannya supaya kami segera dibantu untuk berbenah, kasihan anak-anak kita. Pihak berwenang juga beberapa waktu sudah banyak datang, hingga kita masukan data Dapodik dan dapat masuk form 2 untuk rehab, dan sekarang ini masuk kriteria rusak berat,” jelasnya.

Wirabakti juga menyatakan bahwa pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Loteng melalui Bidang Sarana Prasarana akan datang ke SDN Tuban, Selasa kemarin (9/5). Untuk mengecek kondisi dan tindakan yang akan dilakukan.

“SDN Tuban ini merupakan tempat saya sekolah dulu, di tahun 1990 lulus. Yang keberadaan sekolah ini merupakan salah satu SDN dari dua yang ada di Desa Segala Anyar,” tambah Kepala Desa Segala Anyar, Ahmad Zaini.

Kejadian robohnya bangunan sekolah ini disaksikan langsung para siswa. Sehingga, waktu itu para siswa dipulangkan sebelum jam pulang sekolah.

Pihaknya berharap pemerintah segera turun tangan dengan cara memperbaiki bangunan sekolah yang rusak parah tersebut. “Ini perlu menjadi atensi kita bersama, terutama pemerintah daerah. Mengingat generasi penerus bangsa ini dituntut harus memiliki kualifikasi bagus namun sarpras pendidikan yang tidak didukung maksimal dalam target pendidikan dasar, maka kondisi ini generasi penerus yang lebih baik tidak dapat tercapai,” cetusnya.

“Bayangkan saja belajar di tempat parkir tidak akan maksimal. Maka, kualitas belajar ini tercermin dari sarpras. Kemudian bagaimana kita bayangkan output dari sarpras minim dari sarpras belajar yang tidak memadai ini,” tambahnya.

Pihaknya dari pemerintah desa sudah mengundang sekolah dalam Musdes dalam penyusunan RKPDes. Namun yang menjadi masalah adalah buka hanya gedung tapi sarpras lainnya juga. “Ini kan sekolah negeri pemerintah, ya pasti punya inisiasi maksimal yang harus dilakukan, soal dana pihak terkait yang lebih paham,” terangnya.

Terlebih adanya PMK 212, APBD difokuskan untuk di bidang kesehatan dan pendidikan. Karenanya, pemerintah daerah diharapkan segara mengatasi bangunan SDN Tuban yang rusak parah. Sehingga proses belajar mengajar kembali berjalan lancar.

“Kalau ini tidak di atensi segera, saya khawatir bisa saja tidak ada murid. Dan hak warga negara dalam memudahkan akses pendidikan tidak terpenuhi. Maka bisa saja (orang tua) menyekolahkan anaknya di luar dan ini menjadi preseden buruk untuk kita ke depan bagi Pemda,” cetusnya.

Menurutnya, angka putus sekolah tinggi bisa saja terjadi karena akses ke sekolah yang jauh, sarpras tidak memadai, gedung tidak layak pakai, hingga faktor ekonomi. Diterangkan, menekan angka putus sekolah menjadi kewajiban bersama, tentu dengan tindakan yang cepat dari pemerintah maupun dinas terkait.(tim)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 472
One thought on “Bangunan SDN Tuban di Lombok Tengah Roboh, Siswa Belajar di Luar Kelas”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *