KLU–Munculnya baliho berisi keberhasilan pemerintah daerah dalam menciptakan program satu dokter satu desa di Kabupaten Lombok Utara, menjadi sorotan sejumlah pihak. Baliho itu bertuliskan “Terimakasih Pak Bupati Kami Sudah Merasakan Satu Desa Satu Dokter”. Namun faktanya, program satu desa satu dokter dianggap belum dirasakan betul oleh sebagian besar masyarakat.

“Jangan biarkan isu atau info menjadi bias di tengah masyarakat. Karena banyak masyarakat yang mengklaim bahwa satu dokter satu desa ini masih belum dirasakan oleh masyarakat secara menyeluruh,” kata penggiat social, Adam Tarfiin.

Adam yang aktif bergerak di yayasan sosial itu mengakui secara pribadi sama sekali tidak merasakan keberadaan dokter desa tersebut. Menurut pengakuannya, di Dusun Batu Ampar, Desa Sokong tempat ia tinggal tidak pernah melihat dokter desa turun ke dusun setempat. “Apa lagi mau buat program di dusun bersama masysrakat,” cetusnya.

“Saran saya, pemerintah harus jujur terhadap program itu. Kalau tercapai dari mana indikatornya. Jika tidak disampaikan apa yang menjadi kendala sehingga bisa kita pahami,” imbuhnya.

Terhadal program visi misi bupati dan wakil bupati itu sarannya, lebih baik dihentikan untuk program dokter desa. Menurutnya anggaran dokter desa sebaiknya dialokasikan untuk peningkatan pelayanan di puskesmas dan penguatan kapasitas. Sehingga masyarakat lebih fokus pada pelayanan di puskesmas.

Sementara dari data Dinas Kesehatan Lombok Utara, dokter desa sudah ditempatkan pada sejumlah desa. Seperti di Desa Sigar Penjalin, Desa Karang Bajo, Desa Dangiang, Desa Kayangan, Desa Anyar, Desa Sesait dan lainnya. Terutama pada bagian desa yang ada di pelosok, yang jauh dari akses pelayanan puskesmas.

Dari data yang ada, dokter desa saat ini ada di 14 desa. Terbanyak di Kecamatan Bayan Kayangan. “Jumlah dokter desa saat ini sudah dirasakan masyarakat di 14 desa. Kedepan ada tambahan dua orang untuk Desa Sokong dan Bentek yang saat ini masih orientasi di Dikes. Kita berharap kedepan terus mengalami peningkatan tenaga sehingga mampu memback up desa-desa lain,” terang Kadis Kesehatan Lombok Utara, dr Lalu Bahrudin. (dhe/r3)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 352

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *