KLU–Sejumlah titik
lokasi yang menjadi tempat pembuangan sampah, kini sudah disterilkan oleh Dinas
Lingkungan Hidup dan Kawasan Permukiman (DLHKP) Lombok Utara. DLHKP tidak lagi
menyiapkan kontainer penampung sampah. Salah satunya di depan pasar Pemenang.
Lokasi yang biasanya menjadi tempat warga membuang sampah rumah tangga itu kini
sudah steril. Imbasnya, warga kebingungan untuk membuang sampah kemana
saat ini.
Menjawab persoalan ini, Kepala UPTD Persampahan DLHKP Lombok Utara, Vian
Hendrayadi menyampaikan untuk container sampah pada tahun 2020 disiapkan secara
terbatas oleh pemerintah. Hal ini sebagai upaya untuk meminimalisir penumpukan
sampah yang terjadi. Sementara terkait dengan upaya minimalisir pembuangan
sampah disembarang tempat, pihaknya akan melakukan pemungutan sampah rumah
tangga secara langsung. “Kami akui banyak masyarakat yang belum terback up
untuk diambil sampahnya oleh petugas. Maka dari itu kedepan menjadi tugas kami
akan melakukan pendataan ulang masyarakat yang ada sehingga nanti bisa dipungut
sampahnya,” ujarnya.
Persoalan sampah di Kabupaten Lombok Utara belakangan menjadi perhatian. Beberapa
titik lokasi yang menjadi akses publik ditemukan tumpukan sampah. Tentu saja
sampah itu sengaja dibuang oleh oknum masyarakat, salah satunya di jalan baru
kantor Camat Pemenang menuju Pelabuhan Bangsal.
Atas persoalan sampah ini kata Vian, akan dilakukan upaya untuk perbaikan
pelayanan dan sistem didalamnya. Dimana data pelanggan yang lama diakuinya
banyak yang hilang, sehingga banyak tidak terback up untuk dipungut sampahnya.
Kedepan
daerah-daerah yang belum tercover dipungut sampahnya akan disasar. “Kita
berharap juga peran serta masyarakat agar lebih aktif berkoordinasi dengan
kami, dengan turut menjaga kebersihan yang ada,” ungkapnya.
Solusi lain juga ditawarkan untuk mengatasi persoalan sampah. Menurut Vian,
perlu penguatan terhadap pendirian KSM dan membangkitkan KSM yang sudah
terbentuk. Agar aktif berkegiatan dalam turut membantu memungut dan mengelola
sampah. “Keberadaan KSM ini penting di desa-desa sehingga nanti mereka
berperan membantu kita dalam memungut dan mengelola sampah yang ada. Saat ini
ada 25 KSM terbentuk namun hanya beberapa yang dinyatakan aktif,” bebernya.
(dhe/r3)