PRAYA – Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan Dinas Koperasi dan UKM Lombok Tengah, bersama ormas melakukan evaluasi dari event WSBK menuju MotoGP Maret 2022.
Pelaku UMKM jenis kripik paru, Suriani menerangkan, keseruan jualan yang dia rasakan selain daripada menambah wawasan dan pengalaman dalam even internasional ini. Dia pun bangga dapat menampilkan produk unggulan di wilayahnya.
“Kami dari IKM aiq menang dengan produk kripik paru kemarin banyak laku alhamdulillah terutama di UKM kuliner,” ungkapnya, Kamis kemarin.
Dia menceritakan, omzet yang didapat dari kegiatan selama 3 hari tersebut berkisar hari pertama dari 600 ribu hingga di puncak hari terakhir mencapai 1 juta rupiah. “Kami jualan di dekat lokasi parkir timur,” ceritanya.
Sementara, Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Lombok Tengah, Bq. Arya Ningrum menerangkan, evaluasi persoalan UKM bukan hanya hari ini saja maupun WSBK sudah bermasalah. Sederhananya dalam menyambut WSBK saja sangat kacau, dengan demikian jelas dalam pembagian peran UKM untuk urusan lapak saja stand mereka harus berjibaku bersaing.
“Saya bingung kok ribet sekali pola koordinasi birokrasi di Dinas Koperasi dan UMKM ini,” sentilnya tegas.
Mbok Ning sapaannya juga menegaskan, sampai detik ini pihaknya belum melihat pemerintah itu seperti apa kepada PKL, dimana isu hanya akan muncul PKL ketika acara penggusuran.
“Jadi saya sedang mencoba menata PKL itu, menurut dinas seperti apa karena kami mempunyai definisi berbeda dengan anonim dengan pihak dinas,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Loteng, M Ikhsan mengklaim produk UKM Lombok Tengah lebih unggul dari sisi kemasannya.
Katanya, adapun evaluasi untuk MotoGP pihaknya menyatakan sudah dilakukan dan siap sambut event motogp. “Pengalaman WSBK kemarin sekitar 70 miliar perputaran ekonomi di areal sekitar. UKM ini merupakan seluruh sektor riil yang ada,” kata Ihsan. (tim)