MATARAM – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono sudah melaporkan bahwa ada varian baru virus Corona COVID-19 pada (2/3), varian baru itu pertama kali diidentifikasi di Inggris ditemukan di Indonesia. Dante menyebut, ada dua kasus baru varian B117.

Sementara itu untuk mengantisipasi menularnya varian baru covid-19 saat ini pemerintah Provinsi  NTB. Memperketat penjagaan dan pengawalan terhadap PMI( Pekerja Migran Indonesia), hal ini di ungkapkan langsung oleh wakil Gubernur NTB. Dr. Hj. Rohmi Dzalillah Kamis, (4/3).

Selama ini  NTB memang menerima kepulangan PMI, ini sudah ketat dari awal karena tidak ada PMI yang lolos dari pemantauan kita karerena semua PMI di laporkan. Di Kabupaten Kota juga proaktif untuk kemudian mengisolasi.

 “Jadi tidak ada PMI yang begitu datang langsung ke rumah, semua harus di skrening dan itu sudah kita lakukan sejak sebelumnya, sehingga kita alhamdulillah karena sistemnya sudah bagus tiggal semakin kita perktetat lagi  untuk meyakinkan farian baru ini tidak cepat menyebar di NTB,” ungkap Umi Rohmi.

Umi Rohmi menjelaskan juga terkait apa yang di lakukan selama ini kepada setiap PMI yang datang bahwa tidak ada yang langsung pulang ke rumah, nggak ada yang boleh seperti itu sejak awal sehingga kedepan ya harus diyakinkan itu semua berjalan secara konsisten dan secara tepat. Selama karantina terhadap  PMI itu dilakukan pemeriksaan Swab lagi,  dirapid dulu kemudain di swab dan dilihat kondisinya kalo memang aman baru kemudian boleh pulang.

Untuk diketahui NTB belum berencana peningkatan teknologi pengetesan untuk  varian baru, namun memiliki alat rapid anti gen yang masih bisa di gunakan pada varian baru covid-19.

“Kalau sekarang alhamdulillah sudah ada rapid anti gen, sama aja itu untuk varian baru tapi yang membedakan farian baru ini penyebarannya yang paling cepat.  Makanya dari itu, ini yang namanya protokol kesehatan ini nggak boleh kita tinggalkan pokoknya masker,” jelah Rohmi.

Ummi Rohmi mengajak agar masyarakat tidak terlalu khawatir selama masih sadar terhadap penggunanya masker, dirinya melihat sudah pada enjoy dengan masker.  “Pokoknya selama kita enjoy dengan masker sehari-hari insya Allah nggak usah dikhawatirkan. Kalaupun  ada yang positif  itu karena tresing yang terlalu gencar,  yang penting jangan sampai terjadi kematian.

Jadi kematian itu yang harus kita tekan sebesar-besarnya.  Tapi kalau penemuan angka positif itu wajar, malah kalau kita semakin cepat menemukan itu semakin baik, yang penting dalam kondisi masih baik,” yakinnya.

Sementara itu terkait prediksi puncak dari pada varian baru ini Umi Rohmi mengatakan bahwa semua masih terkontrol dengam tresing dan rapid antigen, karena yang banyak di temukan positif itu dari OTG. Semakin cepat ditemukannya kasus semakin cepat untuk mengisolasi orang yang membawa virus tersebut sehingga semakin mudah kita menekan penyebarannya itu prinsipnya.

“Jadi memang mendorong untuk tresing.  Nggak usah kaget dengan jumlah positifnya, yang kaget itu kalau banyak yang meninggal,  jadi itukan dilakukan karena tresing yang masif kerana sekarang rapid anti gen 10 menit langsung katahuan positifnya,” pungkasnya.(rif/hms)

Post Views : 113

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *