PRAYA— Keberadaan tambang batu apung di Dusun Lantan Daye, Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara Loteng menelan korban. Seorang anak inisial MH 12 tahun warga setempat harus meregang nyawa. Karena tertimbun batu apung yang ambruk secara tiba-tiba, kemarin.
Kapolsek BKU Loteng, AKP I Komang Ronoka membenarkan kejadian itu. Korban meninggal karena tertimpa material tambang pada saat ikut melakukan penambangan dengan orang tua.
“Memang betul ada anak yang tertimpa material tambang. Kami yang menerima laporan langsung turun untuk melakukan pemeriksaan pada tambang itu,” katanya, kemarin.
Ia menegaskan, dari keterangan para saksi, kejadian bermula sekitar pukul 10.00 wita. Saat itu, korban ikut menambang batu apung bersama ibunya dan penambang lainnya di lokasi tambang. Namun saat menggali batu apung menggunakan cangkul selama dua jam. Tiba-tiba lubang tambang batu apung yang digali korban bersama ibunya ambruk kemudian langsung menimpa korban.
Penambang yang melihat korban tertimpa langsung melakukan pertolongan kemudian membawa korban ke Puskesmas Teratak setempat. Namun tidak bisa tertolong karena sudah dalam meninggal dunia. Sebab, akibat tertimpa material tambang itu, korban mengalami luka memar pada pelipis sebelah kiri dan bahu kanan. Hidung dan telingah mengeluarkan darah dan luka memar pada bagian perut.
“Korban meninggal sebelum saat dibawa ke Puskesmas. Saat ini korban telah diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. Dari keluarga korban menerima kematian korban sebagai musibah yang dibuktikan dengan surat pernyataan tidak bersedia dilakukan autopsi terhadap jasad korban,” ungkapnya.
Ia mengaku, meski keluarga korban tidak bersedia dilakukan autopsi terhadap jasad korban, pihaknya dari aparat akan tetap melakukan penyelidikan pada keberadaan tambang ini. Apakah tambang sudah mengantongi ijin atau tidak. Pihaknya khawatir ke depanya tambang ini akan menelan korban lagi.
“Kami akan terus melakukan penyelidikan pada keberadaan tambang itu,” cetusnya. (jay)