LOBAR—Program Car Free Night (CFN) Pemkab Lombok Barat (Lobar) ampuh membantu penurunan angka kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) Lobar merilis angka kemiskinan Lobar menurun sekitar 0,75 persen atau 4.000 jiwa. Dari yang awalnya di 2024 diangkan12,65 persen atau sekitar 96.570 jiwa menjadi 11,90 persen atau setara 92.000 jiwa.
Penurunan kemiskinan ini dipengaruhi berbagai program Pemkab yang menyasar masyarakat. Salah satunya kegiatan CFN rutin digelar tiap akhir pekan.
BPS menilai dampak program Bupati dan Wakil Bupati Lobar itu mampu membantu pertumbuhan 2 ekonomi 4 persen.
Menangapi penurunan angka kemiskinan itu, Wakil Bupati Lobar Hj Nurul Adha Mengaku belum puas. Pihaknya menargetkan kemiskinan turun diangka 1 digit.
“Ini kan hasil kerja tahun anggaran tahun 2024, sementara tahun 2025 belum. Kalau melihat hasil itu, ya kita belum puas, karena target kita ingin lebih besar di atas 1 persen, sementara ini 0,75 persen,” ujar Wanita yang akrab disapa Ummi Nurul Adha (UNA) saat dikonfirmasi media, Jumat (19/9).
Meski demikian, kerja keras dilakukan Pemkab mengejar target tersebut. Seluruh OPD diminta untuk memfokuskan program-programnya terpusat berdasarkan database kemiskinan.
“Yang sudah dikeluarkan Pusat, Desil 1 yakni kemiskinan ekstrem dan miskin makro pada Desil 1 dan 2. Data ini pun mulai diverifikasi pada bulan September ini. Jadi verifikasi data Desil 1 dan 2 itu sedang Kita proses,” jelas UNA.
Ia menjelaskan mengapa data itu perlu di Verval ulang. Sebab ia mencontohkan data Rumah Layak Huni pada Dinas Perkim yang menyasar warga miskin ekstrem. Dari anggaran Rp10 Miliar, untuk 350 unit, namun ternyata setelah diverval yang layak hanya 95 sasaran.
“Cukup jauh kan, inilah fakta yang kemudian pak Bupati meminta semua diverifikasi, supaya punya data yang valid dan semua OPD itu harus mendasarkan pada data tersebut,” imbuhnya.
Kalau sudah seperti itu lanjut dia, maka semua program harus mengacu pada data miskin Desil 1 dan 2. OPD tidak boleh keluar dari itu atau meraba-raba, sebab harus sudah jelas data dan petanya yang diselesaikan Desil 1 dan 2. Untuk miskin ekstrem ini, mereka tergolong sudah tidak punya daya upaya atau sulit naik kelas, sehingga cara intervensinya dengan langsung memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Sementara warga miskin Makro yang jumlahnya besar, jika tidak ditekuni untuk penanganannya, jangan sampai jatuh ke miskin ekstrem.
“Oleh karenanya pemberdayaan kita harus lebih kuat pada 11,90 persen ini, harus dikencangkan lagi supaya terjadi perputaran sehingga naiklah (keluar dari Kemiskinan),” imbuhnya.
Karena itu ia selaku Ketua Forum Percepatan Penurunan Kemiskinan, telah menyusun konsepnya bersama Bappeda untuk menjadi peta jalan bagi semua OPD mengacu pada konsep kerjanya.
“Kalau ada OPD tidak mengacu pada ini, ya kita paksa harus ikut pada konsep yang sudah kita buat untuk tahun 2026,” imbuh.
Termasuk NGO yang ingin berkontribusi di Lobar harus berkoodinasi dengan Pemda. Hal ini mencegah terjadinya penanganan tumpang tindih yang dikerjakan.
Pihaknya juga berkolaborasi dengan Pemprov, dengan memberikan Dua Desa yakni Belongas dan Taman Ayu yang nantinya fokus digarap menjadi berdaya.
“Nanti kita bagi-bagi, PKK mau garap mana, GOW mana, terus Baznas mana. Sampai kita ada indikatornya bersama sejahtera dari desa,“ pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Lobar Yassinta Ben Katarti Latiffa Dinar mengatakan bahwa pihaknya telah melaporkan rilis kemiskinan tahun 2025 dan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 kepada Bupati. Menuruntnya Kemiskinan turun dari 12,65 persen ke 11,90 persen, diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. Penurunan Kemiskinan dipicu oleh serangkaian program yang dilakukan Pemkab.
“Artinya dengan angka kemiskinan turun, ada efektivitas dampak program Pemkab, walaupun masih bisa ditingkatkan lagi,” terangnya.
Pertumbuhan ekonomi dilihat dari triwulan dengan triwulan yang lalu dan triwulan tahun lalu mencapai 3,46 dan secara komulatif 4,12 persen. Dinilai bagus pada triwulan II bisa tumbuh empat Persen. Sebab pertumbuhan didrive dari pertanian, sedangkan diketahui pada triwulan I pertanian sudah selesai panen raya.
“Dengan Pertanian sedang low, tapi Kita bisa tumbuh 4 persen, artinya sektor-sektor lain bergerak,” imbuhnya.(win)
