15 Tahun Berjualan di Pantai, Mahir Berbahasa Inggris sama Turis
Inaq Unggul viral karena memprotes larangan berjualan berwisata pakai bahasa Inggris. Ini kisahnya.
KHOTIM-LOTENG
SITI Maryam alias Inaq Unggul yang berdomisili di Desa Kuta, Kecamatan Pujut yang telah puluhan tahun berjualan keliling dan berdagang kaki lima di sekitaran pantai Kuta saat ini mendadak viral. Pasalnya adanya sebaran video di beberapa medsos dan mendadak menjadi viral.
“Saya sudah lama berjualan di sini. Jual nanas, tebu dan mentimun sejak dulu berjualan di pantai. Saya berjualan sejak saya baru memiliki anak satu,” ceritanya.
Sekitar 15 tahun lalu Inaq Unggul mulai berjualan dan selama ini banyak belajar bahasa Inggris dari turis dan pihaknya menganggap sekolah di lapangan langsung dengan para turis asing.
“Saya sekolah di turis dan banyak bergaul dengan turis baik dari Australia, Swiss dan banyak wisatawan asing lainnya,” ungkapnya.
Wanita paruh baya yang memiliki anak 4 orang ini juga mengaku berjualan sekarang ini sangat sepi, terutama sejak masa covid-19. Dimana sebelumnya dulu jualan pinggir pantai tapi sekarang sudah sepi dan merasa sangat merugi.
“Sebelum covid-19 banyak turis tidur pinggir pantai banyak yang beli. Sekarang saja saya belum ada dapat berjualan,” ungkapnya.
Dalam kesehariannya di hari biasa dapat meraup omzet sekitar Rp 200-350 ribu. Namun jika dibandingkan sebelum covid sangat jauh sekali yang mencapai jutaan rupiah perharinya.
Ia pun menceritakan pahitnya hidup yang dialaminya dimana anak pertamanya yang harus tutup usia akibat kecelakaan yang memisahkannya. Ditambah dengan kondisi suaminya yang sudah tidak dapat bekerja mengingat kondisi yang sakit-sakitan yang sudah sekian tahun lamanya.
“Kalau saya tidak berjualan mau makan apa, kalau tidak ada yang mau bagaimana,” tutupnya lirih. (*)