MATARAM–Pelaksaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XXIII 2028 yang direncanakan akan berlangsung di Provinsi NTB NTT dinilai DPRD NTB tidak realistis. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan sharing anggaran yang dibebankan kepada Pemprov NTB dan Pemda Kabupaten Kota ketempatan Venue Cabor mencapai Rp 2 Triliun.
“Saya sampaikan PON itu tidak realistis dilaksanakan di NTB,” tegas Ketua Fraksi Golkar DPRD NTB, Hamdan Kasim di Mataram Kamis (17/04).
Hamdan menyampaikan pertimbangan kondisi fiskal daerah masih lemah. Belum lagi ditambah kebijakan penerapan efisiensi oleh pusat melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
“Fiskal kita masih lemah. Kebutuhan dasar masyarakat masih banyak belum tepenuhi. Ada jalan, irigasi, air bersih dan lain-lain,” kata Hamdan.
Berdasarkan perencanaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB pelaksanaan PON XXII itu akan menelan anggaran Rp 4 Triliun dengan pola sharing. APBN akan menyiapkan 50 persen atau Rp 2 Triliun, Pemprov NTB akan dibebani 20 persen atau Rp 800 Miliar dan 30 persen untuk kabupaten kota atau Rp 1,2 Triliun.
“Uangnya mau didapatkan darimana. Kita agak realistis lah melihat fiskal kita,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD NTB itu mengaku dirinya bukan berarti tidak bangga ketika daerahnya akan dijadikan tuan rumah. Tetapi kondisi fiskal tidak bisa dinafikan. Oleh karenanya, wakil rakyat Dapil NTB IV (Lombok Timur Selatan) itu berharap Pemprov NTB tidak kepancing dengan ‘manis’ nya PON itu sampai harus memikirkan sharing anggaran. Katanya, Iqbal – Dinda sebaiknya fokus saja pada tiga visi utama di kepemimpinannya.
“Kan salah satu yang akan difokuskan itu penurunan kemiskinan ekstrim. Ini kita dukung. Anggaran akan banyak berpihak kesana,” tegasnya.
Hamdan kembali menegaskan bahwa mimpi NTB akan menjadi tuan rumah sebaiknya dikubur saja.
“Kalau PON didanai dari sponsor lain, silahkan saja. Tapi jangan bebankan keuangan daerah. Fiskal kita sangat lemah,” pungkasnya. (jho)