MATARAM – Kasus pandemi Covid-19 terus meningkat. Dampaknya, ibadah Haji dan Umrah belum ada kejelasan kapan bisa dibuka kembali pemerintah Arab Saudi untuk Indonesia. Sampai saat ini, Kementerian Agama Kantor Wilayah NTB belum mendapatkan informasi segar atas pelaksanaan ibadah haji maupun umrah tersebut.
“Belum ada sinyal dari Pemerintah Arab Saudi,” ungkap Kakanwil NTB, KH Zaidi Abdad, kemarin.
Tahun lalu, ibadah umat Islam tersebut ditunda lantaran pandemi covid-19. Data Kemenag NTB tahun lalu calon jamaah haji yang ditunda keberangkatannya sesuai kuota sebanyak 4.378, ditambah pembimbing dan lainnya sehingga berjumlah 4.449 dengan rincian calon jamaah biasa 4.412, TPHD 38, pembimbing KBIH 4 dan lansia sebanyak 45 orang.
Selanjutnya, untuk jumlah jamaah yang umrah sendiri yang juga gagal berangkat sebanyak 1.441 jamaah.
Zaidi mengatakan, perkembangan informasi terakhir pun belum ada. Pihaknya tentu masih menunggu kabar dari pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Agama di Jakarta.
“Jadi masih seperti kemarin. Belum ada informasi yang jelas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag NTB, Eka Muftatiah mengatakan, sampai saat ini Menteri Agama belum memberikan keputusan apapun. Hanya saja ada tiga skenario yang bisa terjadi pertama apabil Covid-19 ini sudah tidak ada lagi maka akan tetap dilaksanakan haji degan kuota penuh. Namun perlu diketahui bahwa yang akan diberangkatkan itu calon jamaah yang gagal berangkat di tahun 2020. Artinya bagi calon jamaah yang kedapatan waiting list (jadwal tunggu) berangkat di tahun ini tentunya akan bergeser di tahun 2022.
“Yang diberangkatkan penuh itu kuota jamaah yang tidak jadi berangkat tahun 2020. Sehingga jamaah yang harusnya berangkat tahun 2021 otomatis bergeser di tahun berikutnya (2022),” ungkap Eka dikonfirmasi terpisah.
Skenario kedua apabiala pandemi masih tidak terkendalikan maka bisa saja jamaah haji akan diberangkatkan namun tidak penuh entah hanya 30, 40 atau 50 persen.
“Ketiga jika masih ada Covid-19 bisa saja (pemberangkatan) ditunda lagi,” katanya.
Sekarang ini pihaknya belum berani menyampaikan statemen perihal pemberngakatan haji. Hal tersebut berdasarkan hasil mitigasi pemerintah Indonesia. Tentunya keinginan pemerintahan Indonesia di tahun ini seluruh jamaah bisa berangkat.
“Sekali lagi terakhir tergantung di Arab Saudi. Kalau dikasih berangkat, kita berangkatkan jamaah,” ulasnya.
Berikutnya terkait ibadah Umrah sejauh ini masih bersifat buka tutup, di NTB sendiri belum ada pemberangkatan.
“Tapi tidak menutup kemungkinan bulan Februari Maret mungkin ada pemberangakatan nanti. Sama seperti tahun lalu di NTB pernah dibuka di bulan Desember lalu ditutup lagi.
Ada yang sudah berangkat Take off malah turun lagi,” katanya.
Jamaah diimbau terus bersabar. Niat untuk melaksanakan ibadah haji sudah tercatat sebagai ibadah. Apapau yang menjadi keinginan pemberangkatan tahun 2021 lagi lagi bergantung dengan keputusan Arab Saudi.
“Kita belum bisa apa apa,” katanya
Meski demikian pihaknya terus melakukan persiapan meski belum sampai pembentukan Pantia Haji Daerah (PHD). Namun saat ini pihaknya sudah mulai melakukan scaning Pasport dan persiapan lain supaya ketika ada inturksi daerah sudah siap.
“Apapun yang jadi tugas dan fungsi Bidang Haji tetap mengacau pada intruksi pusat,” pungkasnya. (jho)