JAYADI/RADAR MANDALIKA TURUN: Kepala Dinas Pertanian Loteng, Lalu Iskandar turun ke sawah petani untuk memeriksa hama wereng batang coklat, belum lama ini.

PRAYA—Puluhan hectare (Ha) tanaman padi milik petani di dua kecamatan Lombok Tengah (Loteng) diserang hama wereng coklat.  Serangan wereng coklat pada batang padi tersebut mengakibatkan tanaman padi langsung menguning dan kering.  Sehingga akibatnya petani terancam gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Loteng, Lalu Iskandar mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait wereng yang menyerang petani tersebut. Bahkan, setelah menerima laporan itu, pihaknya langsung turun untuk melakukan pemeriksaan pada padi petani yang terkena dampak.

“Kami cepat tanggap memberikan pengobatan pada padi petani itu,” jelasnya, kemarin.

Ia menegaskan, dari pendataan di lapangan, hama wereng ini menyerang padi petani beberapa desa di dua kecamatan diantaranya, di Kecamatan Praya Barat ada Desa Bonder seluas 26 Ha, Tanak Rarang 15 Ha, Penujak 6 Ha, Setanggor 4 Ha dan Batujai 2 Ha. Kemudian di Kecamatan Praya Tengah, Desa Pengadang 5 Ha dan Jurang Jaler 2 Ha. 

“Umur tanaman padi yang terserang hama baru 60-76 hari. Jenis padi varietas inpari 32 dan 33,” ungkapnya.

Pada intinya, lanjut Iskandar, untuk mengatasi hama wereng itu pihaknya telah melakukan gerakan pengendalian dengan melibatkan koordiantor POPT, UPT Dinas, PPL dan Kelompok Tani. Adapun gerakan pengendalian yang dilakukan dengan melakukan penyemprotan pestisida.

“Semua petugas POPT-PHP bersinergi dengan PPL di lapangan juga untuk melakukan pengamatan dini ke semua lokasi yang belum terserang untuk ditentukan langkah pencegahan selanjutnya, termasuk gerakan penyemprotan seremtak di wilayah yang terserang,” ujarnya.

Ia menegaskan, hama wereng coklat sendiri mulai menyerang sejak dua minggu lalu. Namun pihaknya langsung melakukan penanganan karena penanganan hama wareng harus dilakukan secara cepat supaya tidak sampai menyebar ke petak-petak lainnya.  

“Untuk tanaman yang masih lama masa panennya. kami anjurkan menggunakan insektisida. Tetapi untuk tanaman yang hampir panen kami larang menggunakan insektisida karena pengaruh insektisida bertahan hingga satu bulan. Sementara untuk tanaman yang hampir panen kami tangani dengan insektisida nabati supaya tidak berbahaya bagi masyarakat,” tandasnya.

Selain itu, pihaknya menekankan terhadap para para petani juga tidak berdiam diri.  Mereka harus melakukan upaya langkah-langkah antisipasi. Guna mencegah munculnya serangan hama tersebut. Karena bisa jadi, serangan kembali muncul. Jika kemudian petani tidak melakukan langkah antisipasi.

“Serangan hama penyakit tanaman padi yang terjadi sekarang masih relatif kecil. Jadi tidak berpengaruh sama sekali terhadap peningkatan produksi padi kita di Lombok Tengah,” ucapnya. (jay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *