MATARAM – Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir ini mengakibatkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah NTB terus mengalami peningkatan. Untuk tahun ini puncak DBD diperkirakan terjadi pada Maret-April.
“Tren kasus DBD sekarang ini mulai naik,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB, dr Zainul Arifin, di Mataram, kemarin.
Zainul menyampaikan, tren kasus DBD per tiga bulan terakhir tahun lalu dari September, Oktober dan November 2022 terjadi peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Pasalnya, jika dilihat dari data laporan yang diterima dari 10 kabupaten/kota se-NTB, kasus DBD pada September sebanyak 172 kasus, kemudian pada Oktober sebanyak 230 kasus dan terus mengalami peningkatan pada November dengan jumlah kasus sebanyak 274 kasus.
“Untuk data kasus DBD pada Desember 2022 kabupaten/kota belum kirim laporan,” terangnya.
Lebih lanjut, Zainul menyebutkan jumlah kasus DBD di NTB dari Januari hingga November 2022 mencapai 2676 kasus. Rinciannya, Kota Mataram sebanyak 615 kasus, Lombok Barat (Lobar) 171 kasus, Lombok Tengah (Loteng) 83 kasus, Lombok Timur (Lotim) 676 kasus dan Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 234 kasus.
Selanjutnya, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebanyak 127 kasus, Sumbawa 292 kasus, Dompu 176 kasus, Kabupaten Bima 173 kasus dan Kota Bima sebanyak 129 kasus.
Jika dibandingkan dengan periode Januari sampai Juli 2022 jumlah kasus DBD di NTB tercatat sebanyak 1.766 kasus. Maka terjadi peningkatan kasus dari September sampai November 2022 dengan total jumlah kasus sebanyak 676 kasus.
“Tapi kami tidak bisa perkirakan berapa angka kasus DBD pada puncaknya karena sangat tergantung dari alam dan upaya pengendalian kita,” terangnya.
Tahun ini puncak kasus DBD di NTB diperkirakan akan terjadi pada Maret sampai April 2023 mendatang.
“Jadi puncaknya kasus DBD di NTB biasanya terjadi pada Maret-April setiap tahunnya,” terangnya.
Oleh sebab itu, lanjut Zainul, upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi dan kabupaten/kota di NTB dalam pengendalian kasus di DBD dengan terus mengampanyekan 3M Plus. Kemudian menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menangani kasus deman berdarah, serta terus mengamati jumlah kasus untuk kewaspadaan kejadian luar biasa demam berdarah.
“Dan kita respons cepat jika ada peningkatan kasus,” katanya.
Ia juga tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat supaya tetap waspada serangan DBD. Apalagi ketika terjadi perubahan cuaca di semua wilayah NTB sekarang ini, yang terkadang terjadi hujan lalu kondisi panas. Hal ini berpotensi terjadi peningkatan kasus. Sehingga dibutuhkan sikap konsisten dari semua pihak dalam melakukan pengendalian, baik itu pemerintah maupun masyarakat.
“Peran semua pihak sangat dibutuhkan dalam pengendalian kasus DBD. Karena jika tetap konsisten untuk pengendalian lingkungan bebas jentik nyamuk maka potensi kasus DBD juga kecil walaupun terjadi perubahan cuaca,” pungkasnya.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri menambahkan, dengan terjadi peningkatan kasus DBD di NTB saat ini, masyarakat diminta tetap waspada dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Jangan sampai ada air yang tergenang. Kalau ada air tergenang segera ditumpahkan, jika penampungan air harus ditutup. Jika sakit segera ke fasilitas kesehatan,” imbaunya.
Hamzi juga mengatakan, abatisasi diberikan untuk tempat penampungan air.
“Fogging fokus dilakukan di daerah munculnya kasus DBD, dengan syarat didahului oleh PSN mencapai angka bebas jentik 95 persen,” pungkasnya. (jho)