DIKI WAHYUDI/RADAR MANDALIKA GELOMBANG: Terlihat gelombang air laut di pantai Kuta, Lombok Tengah.

MATARAM – Hujan dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian diprakirakan masih berpeluang terjadi hampir di seluruh wilayah NTB dengan peluang 10 – 80%. Misalnya di Kota Mataram, Lombok Barat, sebagian Lombok Tengah, sebagian kecil Lombok Timur, Sumbawa Barat, sebagian Sumbawa,Dompu, dan sebagian Bima.

 

Kepala Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Dewo Sulistio Adi Wibowo mengatakan, dengan masih adanya potensi hujan ringan di periode musim kemarau ini, masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang dan sebagainya.

 

“Masyarakat di NTB dapat memanfaatkan peluang adanya hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi bencana kekeringan khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan,” pesan Wibowo, kemarin.

 

Wibowo mengatakan curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III Juni 2022 hampir seluruhnya didominasi kategori rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian. Curah Hujan tertinggi terjadi di wilayah Lenek Duren, Lombok Timur dengan jumlah curah hujan sebesar 65 mm/dasarian.

 

Sifat hujan pada dasarian III Juni 2022 di wilayah NTB didominasi kategori Bawah Normal di Pulau Sumbawa dan bervariasi dari kategori Bawah Normal (BN) hingga Atas Normal (AN) di Pulau Lombok. Wilayah dengan sifat hujan Atas Normal (AN) terdapat di Lombok bagian utara dan Bima.

 

Adapun berdasarkan update kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO : -0.72). BMKG memprakirakan kondisi ENSO akan berlangsung pada katagori Netral pada bulan Juli-Agustus-September 2022.

 

Sementara itu, Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Negatif yang diperkirakan akan cendrung Netral-Negatif hingga Desember 2022. Saat ini, angin timuran terpantau mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia kecuali wilayah Sumatera bagian utara hingga tengah dan sebagian kecil Kalimantan bagian barat.

“Monsun Australia  masih aktif dan diprediksi akan tetap aktif dan mendominasi seluruh wilayah Indonesia. Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia. Potensi  peningkatan pembentukan awan (OLR) di wilayah sekitar NTB diprakirakan akan masih dapat terjadi hingga akhir Juni 2022,” bebernya. (jho)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 626

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *