FOTO DIKI WAHYUDI/RADAR MANDALIKA MIRIS: Seorang Kadus di Desa Lantan Lombok Tengah menunjukkan salah satu rumah warga yang tembok rumahnya dalam kondisi retak, Sabtu siang.

PRAYA – Warga terdampak gempa bumi tahun 2018 silam di Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara Lombok Tengah diminta mengeluarkan uang Rp 5 juta. Jika uang diberikan dipastikan warga yang mengeluarkan uang akan menerima dana perbaikan rumah tahan gempa (RTG) dari pemerintah Rp 50 juta.

“Saya yakin warga yang lain juga diminta. Kebetulan saat datang orang itu ke rumah pada malam hari pukul 20.15 wita, langsung minta saya keluarkan uang katanya sebagai uang pelican orang di atas agar bantuan dana segera turun,” ungkap Simah seorang warga terdampak gempa bumi dari Dusun Pemasir Desa Lantan kepada Radar Mandalika, Sabtu siang tadi.

Simah menceritakan, dari penuturan orang yang dia tidak kenal itu dipastikan ada benarnya juga. Pasalnya, sampai dengan saat ini dirinya dan puluhan warga di dusun setempat banyak belum menerima bantuan dana perbaikan rumah. Namun ada warga tidak jauh dari rumahnya mendapatkan dana perbaikan rumah setelah didatangi orang itu.

“Saya tidak kenal orang itu, pokoknya pakai Motor Beat datang. Itu kejadiannya akhir tahun 2021,” katanya.

“Mau dapat uang 5 juta cepat-cepat dari mana pak. Orang kami saja susah begini, saking kami butuh perbaikan rumah saya coba bilang sama orang itu, kalau ada datang material bangunan saya akan kasi langsung uang 5 juta, nanti saya pinjamankan di saudara dan tetangga. Jujur kami lelah menunggu pemerintah kapan rumah kami diperbaiki,” keluhnya.

Sampai dengan saat ini, Simah tidak mengetahui siapa orang yang pernah datang ke rumahnya itu. Namun dipastikan oknum itu keliling di Desa Lantan dan mencari warga yang rumahnya rusak akibat gempa bumi, dengan menyasar warga yang belum dapat dana perbaikan rumah sampai sekarang.

“Pengakuannya di depan saya, kalau dapat dana bantuan Rp 25 juta warga harus keluarkan uang lebih awal 2,5 juta, sementara kalau 10 juta diminta 1 juta,” ceritanya.

Dari kejadian saat itu, dia mengaku sudah melaporkan hal ini ke kepala dusun setempat.”Kalau rumah saya di foto sudah sering,” tuturnya.

 

Sementara itu, Kadus Pemasir Hasanuddin mengaku sudah menerima laporan warganya itu. Atas informasi itu, pihaknya langsung mengumumkan di musala agar warga jangan cepat percaya terhadap orang baru yang masuk ke Desa Lantan. Apalagi diminta menyerahkan uang.

“Sudah saya umumkan langsung,” katanya.

Hasanuddin menegaskan, pihaknya juga sangat menyayangkan sikap pemerintah tidak ada tindaklanjut dari usulan desa terhadap warga yang harusnya berhak menerima bantuan perbaikan rumah terdampak gempa bumi.”Saya jadi malu turun ke bawah. Selalu ditagih, pak kadus kapan rumah saya diperbaiki. Seperti itu saja pertanyaan mereka,” ungkap dia.

Dari data yang pihaknya usulkan sejak lama ke desa, ada 73 rumah warga di Dusun Pemasir. Terdiri dari tujuh rusak berat dan sisanya sedang dan riangan. Namun dari usulan itu, terdapat satu rumah warga kategori rusak berat tidak menerima dana perbaikan sampai saat ini. Sementara rusak ringan dan sedang cukup banyak.

“Kasihan warga kami, sudah mata pencaharian hanya dari petani perkebunan pisang ditambah rumah rusak,” tutur kadus yang juga seorang petani perkebunan itu.(red)

 

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 316

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *