MATARAM – Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah meminta pihak yang memberangkatkan TKI Illegal yang mengalami kecelakan laut mengangkut 30 TKI asal NTB agar diusut tuntas.
“Iya (diusut),” pinta Rohmi, kemarin.
Rohmi menyayangkan masih saja ada pengiriman secara non prosuderal padahal Indonesia-Malaysia telah menyepakti dibukanya kembali TKI secara resmi.
“Kalau sudah apa-apa (kejadian) sekarang kemana dia (calo). Kalau sudah seperti ini hilang. Mana batang hidungnya,” tegas Rohmi geram.
Menurutnya, menjadi tugas bersama bagaimana memberantas TKI Ilegal termasuk calo Ilegal yang masih saja berkeliaran sampai saat ini.
“(Sama-sama) perang sama calo. Itu kan masuk perdagangan orang sudah banyak korbannya,” tegasnya.
Bahkan dari 90 persen TKI yang menjadi korban terbanyak dari NTB. Untuk itu politisi Nasdem itu meminta semua pihak bisa bekerja sama. Pemprov NTB memiliki program zero unprosuderal yang bekerjasama dengan 10 kabupaten kota. Diklaimnya implementasinya pun sudah sampai tingkat dusun.
“Alhamdulilah para Kades, Kadus sekarang tidak bisa macam -macam. Ini harus dijaga dari Dusun Desa. Pelaku TKI Ilegal kita makin keras untuk tindakan hukumnya,” ungkap Rohmi.
Rohmi menyinggung 7 orang yang belum ditemukan sampai saat ini masih terus dilakukan pencarian. Meski mereka TKI ilegal tetapi sudah menjadi kewajiban negara mencari keberadaan mereka.
“Tetapi bukan hal yang gampang (ditemukan). Tapi terus diusahakan,” katanya.
Tenggelamnya Speedboat yang mengangkut 30 TKI Illegal asal NTB itu harus menjadi pelajaran masyarakat NTB. Kata Rohmi masyarakat perlu mengetahui betapa bahayanya kalau berangkat secara non prosuderal.
“Menjadi TKI boleh tetapi yang legal,” katanya.
Rohmi mengklaim keberadaan Satgas TKI Illegal di NTB masih ada dan selalu bekerja. Katanya adanya Satgas itu menyebabkan angka TKI illegal bisa berkurang.
“Datanya lengkap di Disnaker NTB,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi NTB, I Gde Putu Ariadi menegaskan pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk melindungi dan menangani keselamatan warga NTB dalam musibah tersebut.
“Kami terus berkoordinasi, dengan berbagai pihak, baik itu TIM SAR, TNI AL Kota Batam, dan Pemerintah Kepulauan Riau,” kata Ariyadi.
Menurutnya, petugas juga terus menelusuri identitas korban. Agar dapat diketahui tujuan dan pihak pengirim hingga prosedur pemberangkatannya.
“Informasi yang kami peroleh dari tim di lapangan, para korban berangkat tanpa diketahui oleh kades dan kadus,” pungkasnya.(jho)