LOTIM – Seorang gadis inisial LD, 13 tahun asal Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Lombok Timur (Lotim), nekad mengakhiri hidupnya di tali gantungan disebuah pohon colok sekitar 100 meter dari rumahnya. Korban mengakhiri hidupnya, diduga usai cekcok dengan saudaranya. Kejadiannya, sekitar pukul 18.40 Wita, Sabtu (14/2) lalu.
Informasi diperoleh Radar Mandalika, saat itu dihadapan ayahnya yakni Amaq Sahri (saksi), terjadi adu mulut antara korban dengan sang kakak. Korban dinasehati dan diminta untuk segera mencuci pakaiannya yang kotor. Namun sambil membantah, korban ngotot meminta handphona yang disembunyikan kakaknya untuk dikembalikan. Oleh kakaknya, handphone itu diberikan kepada korban dengan cara melemparnya ke tanah.
Ponsel itu pun diambil korban. Sekitar pukul 17 20 Wita, korban langsung keluar rumah membawa pakaian kotor miliknya. Rupanya, korban tidak saja keluar membawa pakaian kotor, melainkan juga membawa tali yang biasa digunakan mengikat sapi.
Karena keluar rumah membawa pakaian kotor, pihak keluarga sempat mengira keluarnya korban itu untuk mencuci pakaiannya. Sampai pukul 19.30 Wita, dimana cuaca mulai gelap dan korban tidak juga kunjung pulang, sang ayah pun meminta Sapri (saksi) tidak lain saudara korban sendiri, untuk mencarinya. Sapri meninggalkan rumah untuk mencarinya, ke tempat mencuci yang berjarak 300 meter dari rumah korban. Akan tetapi sekitar 100 meter dari rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Sapri justru melihat korban sudah tergantung pada pohon colok setinggi dua meter, menggunakan tali pengikat sapi yang dibawanya itu.
Melihat kejadian itu, Sapri langsung terkejut dan berlari pulang membertahukan keluarganya. Amaq Sahri yang mendapat kabar duka itu, bersama anaknya langsung berlari mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Warga lainnya, juga berhamburan datang ke TKP. Amaq Sahri, langsung meminta bantuan warga, untuk menurunkan sang buah hatinya yang ditemukan sudah tidak bernyawa. Korban langsung dievakuasi, dibawa ke rumah duka.
Kepala Wilayah (Kawil) yang mendapat informasi kejadian itu, langsung menginformasikan ke personel jaga di Polsek Jerowaru. Kepala Unit Reskrim Polsek Jerowaru bersama personel lainnya, langsung mendatangi TKP dan melakukan olah TKP. Selain itu, polisi juga meminta keterangan saksi.
Kapolres Lotim melalui Kasubbag Humas, IPTU Lalu Jaharudin, menyebutkan, Polsek Jerowaru telah melakukan proses sesuai Standar Operasional dan Prosedur (SOP). “Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi. Selain itu, menganggap peristiwa itu sebagai musibah, sehingga jenazah korban langsung diserahterimakan untuk dimakamkan,” terangnya. (fa’i/r3)