RAZAK/RADAR MANDALIKA H Amiruddin

MATARAM – Kemiskinan di Kota Mataram ditargetkan turun sekitar 0,5 persen. Besaran tersebut menjadi target Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram hampir setiap tahun. Termasuk target di tahun 2021. Target penurunan kemiskinan dirumuskan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Itu tetap (0,5 persen). Rupanya waktu membahas untuk perubahan RPJMD sudah 0,5 persen,” ungkap Kepala Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram, H Amiruddin, kepada Radar Mandalika, belum lama ini.

Menyinggung potensi adanya perubahan target penurunan angka kemiskinan di tahun 2021. Mengingat situasi kondisi perekonomian nasional maupun daerah masih dalam tekanan pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 seperti sekarang. Amiruddin menegaskan, kemungkinan besar tidak bisa dilakukan perubahan karena beberapa faktor.

“Kita ndak mampu menurunkan karena dia sudah spesifik di kota. Sudah di bawah satu (1) digit. Kita ndak bisa turunkan lagi,” ungkap dia.

Penurunan jumlah masyarakat miskin di ibu kota Provinsi NTB masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkot Mataram. Pengentasan kemiskinan diantaranya dengan menggelontorkan program-program di bidang kesejahteraan sosial. Terutama untuk mengintervensi kantong-kantong kemiskinan di wilayah Kota Mataram.

“Orang miskin, orang jompo, iya orang itu aja. Jadi, rupanya sekitar itu,” kata Amiruddin.

Meski target penurunan kemiskinan sebesar 0,5 persen setiap tahun di Kota Mataram. Tetapi, Amiruddin mengaku bahwa realisasi tingkat penurunan kemiskinan setiap tahun selalu tidak mencapai target yang ditetapkan tersebut. “Gak bisa (mencapai target),” cetus dia.

Disinggung faktor penyebabnya. Amiruddin mengatakan, karena komponen yang berkaitan dengan persoalan kemiskinan di Kota Mataram sangat kompleks. Tidak hanya dilihat dari sisi garis kemiskinan atau pendapatan masyarakat yang sebesar Rp 400 ribu lebih per kapita per bulan atau rata-rata Rp 600 ribu per kapita per bulan.

“Bukan hanya itu saja. Kan banyak yang lain. Disamping itu juga ada tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Investasi tidak jalan. Pertumbuhan ekonomi juga. Jadi banyak penyebabnya,” beber dia.

Berdasarkan rilis resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram, jumlah penduduk miskin di Kota Mataram pada Maret 2019 tercatat sebesar 43.190 orang atau 8,92 persen. Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin di Kota Mataram sebesar 42.600 orang atau 8,96 persen. Terlihat adanya penurunan persentase penduduk miskin selama periode Maret 2018 – Maret 2019 yaitu sebesar 0,04 persen. Akan tetapi, secara jumlah ada kenaikan kemiskinan. 

Selanjutnya, selama Maret 2018 dan Maret  2019, Garis Kemiskinan mengalami kenaikan, yaitu dari Rp 457.950 per kapita per bulan pada Maret 2018 menjadi Rp 480.304 per kapita per bulan pada Maret  2019.

Pada periode Maret 2018 – Maret 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kota Mataram mengalami kenaikan dari 1,17 pada Maret 2018 menjadi 1,55 pada Maret 2019. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Kota Mataram cenderung menjauh dari Garis Kemiskinan.

Kemudian Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami kenaikan dari 0,22 pada Maret 2018 menjadi 0,45 pada Maret 2019. Ini berarti kesenjangan diantara penduduk miskin semakin meningkat. (zak)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *