PRAYA – Anomali cuaca masih menghantui petani tembakau di Lombok Tengah. Tak terkecuali bagi petani di Kecamatan Praya Timur. Betapa tidak, ribuan hektare lahan tanaman tembakau di kecamatan tersebut mengalami rusak ringan, sedang, dan rusak berat akibat hujan yang terjadi beberapa hari terakhir. Tanaman tembakau rusak berpotensi bertambah.
Salah seorang petani tembakau, Kamarudin menjelaskan jika tanaman tembakaunya yang rusak bisa berpotensi bertambah jika cuaca tidak kunjung membaik. Dikatakan, tanaman yang mengalami rusak sedang masih menjadi harapan bagi petani. Bahkan para petani melakukan pemupukan demi mencegah tanaman tembakau agar tidak layu dan tidak mati.
“Kalau yang rusak berat kita tidak bisa cegah. Ini yang dikatakan rusak sedang ini masih ada harapan tetapi tembakau ini butuh cuaca panas, tetapi sekarang masih sering mendung,” ujarnya, kemarin.
Pihaknya memperkirakan jika kondisi angin selatan masih deras akan tetap mengundang mendung saat siang hari sehingga jika kondisi ini terus terjadi selama seminggu ke depan akan dapat menyebabkan tanaman tembakau petani yang saat ini rusak sedang akan menjadi rusak berat karena kekurangan sinar matahari.
“Alhamdullilah tembakau ini hanya rusak sedang, mendung ini membuat kami khawatir karena tembakau yang layu ini akan bisa mati,” ucapnya.
Namun demikian, pihaknya berharap agar cuaca di Lombok Tengah bisa kembali normal agar tanaman tembakau bisa mendapat sinar matahari yang cukup, sehingga bisa panen dengan kualitas yang baik.
Hal senada juga menjadi harapan Ahamdi Jaya. Sebab sinar matahari saat ini selain dibutuhkan oleh tanaman tembakau yang dalam kondisi rusak sedang dan ringan, namun sinar matahari juga dibutuhkan oleh para perajang tembakau yang hendak menjemur tembakaunya sehingga bisa kering dan membuat kualitasnya menjadi lebih baik.
“Saat ini memang panas sangat dibutuhkan, karena kami yang rajang tembakau juga butuh panas untuk mengeringkan tembakau,” jelasnya.
Diterangkan, sinar matahari berpengaruh terhadap kualitas hasil rajangan. Sebab, di tengah kondisi daun tembakau kelebihan kadar air jika sinar matahari kurang akan bisa menyebabkan kondisi keringnya menjadi hitam sehingga menyebabkan harga jual menjadi turun. Kerusakan warna tembakau tersebut juga sebutnya dipicu karena panen muda lantaran akibat hujan.
“Terlebih sekarang panen muda karena mati kemarin, kalau kurang panas pasti keringnya hitam, itu harganya kurang dan juga kurang laku di pasaran,” sebutnya.
Pihaknya berharap kondisi tembakau kering warga yang hitam karena kekurangan sinar matahari dapat tetap laku terjual agar para petani bisa mengurangi kerugian akibat kerusakan tanaman tembakau mereka.
Sekedar diketahui, berdasarkan data UPT Pertanian Kecamatan Praya Timur, tercatat sebanyak 443 hektare lahan tembakau mengalami rusak ringan yang tersebar di sepuluh desa, yakni di Desa Marong sebanyak 26 hektare, Desa Landah 36 hektare, Desa Ganti 115 hektare, Desa Semoyang 10 hektare, Desa Kidang 102 hektare, Desa Sukaraja 4 hektare, Desa Mujur 100 hektare, dan Desa Sengkerang sebanyak 40 hektare.
Sedangkan di Desa Beleka dan Desa Bilelando tidak terdapat tembakau rusak sedang, hanya tercatat adanya tembakau rusak ringan dan berat. (ndi)