LOBAR–Wacana pemerintah pusat akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite dan Solar membuat risau kalangan sopir truk logistik. Pasalnya jika rencana pemerintah itu direalisasikan dikhawatirkan akan mempengaruhi pendapatan mereka. Karena otomatis biaya angkut juga naik. Dampaknya akan berpengaruh pada orderan dari para pengusaha yang menggunakan jasa truk logistik.
“Kalau kita mengambil keuntungan dengan mengikuti dari kenaikan harga BBM, kasian juga pengusaha, terutama pengusaha kecil,” ungkap Zainudin, seorang sopir yang ditemui di Lembar, Kamis (25/08).
Sekarang ini harga BBM subsidi jenis Pertalite Rp 7.650 per liter sedangkan Solar Rp 5.150 per liter. Beberapa kabar menyebutkan kenaikan kedua BBM subsidi itu akan dilakukan pemerintah pusat. Beberapa pengamat memperkirakan kenaikan Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter dan Solar Rp 8 ribu per liter.
Menurutnya, bila pemerintah benar menaikkan harga BBM maka akan banyak pengusaha kecil yang justru usahanya terancam mandek. “Malah tambah bingung, jadi semakin down juga ini. Takutnya nanti gak ada pekerjaan, terutama pengusaha kecil-kecil ini,” imbuhnya.
Kondisi itu ditakutkan akan menambah angka pengangguran. Karena tingginya harga BBM menyebabkan para pengusaha kecil tak mampu menyeimbangkan kenaikan harga dengan pemasukan mereka. “Tidak sesuai lah harga material yang dia beli dengan pengeluaran untuk bayar buruh,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Yanto yang juga berprofesi sebagai sopir. “Lama-lama kita agak sulit. Sama buruh harian aja kalah, karena kerja harian sama nyopir sama aja sekarang,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kembali wacana kebijakan kenaikan harga BBM subsidi. “Kalau bisa ditetapkan saja (harga BBM),” pintanya. (win)