RIRIN/RADAR MANDALIKA SEPI PEMBELI: Seorang pedagang telur melayani pembeli di lokasi pasar murah dt Lapangan Sangkareang, kemarin.

MATARAM–Kenaikan harga telur menjadi atensi Pemkot Mataram. Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana menyebut adanya kemungkinan mendatangkan telur dari Bali agar harga telur di Mataram bisa kembali normal. “Kita sudah bicarakan dengan kepala Bank Indonesia apa upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terus naiknya harga telur,” kata Mohan, kemarin.

 

Wali kota tak menampik jika kenaikan harga telur akan memicu inflasi di Kota Mataram. Upaya lain adalah dengan menggelar pasar murah yang dikaitkan juga dengan rangkaian HUT Kota Mataram ke 29. “Pasar murah ini termasuk upaya membantu masyarakat memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

 

Terpisah, Kabid Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida mengatakan kenaikan harga telur disebabkan sedang berlangsungnya pembagian bantuan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). “Program PKH ini juga memicu harga telur naik karena permintaan meningkat,” ujarnya.

 

Penyebab lain adalah kenaikan harga pakan hingga Day Old Chick (DOC) ayam. Untuk harga pakan ayam disebutnya terjadi kenaikan dari Rp 3 ribu menjadi Rp 9 ribu. Kemudian DOC ayam naik signifikan dari Rp 4 ribu menjadi Rp 14 ribu per ekor. “Kalau untuk stok telur ayam masih tersedia tapi memang permintaan meningkat, dan ini tetap kita pantau,” sambungnya.

 

Harapannya seusai penyaluran bantuan PKH, harga telur bisa kembali normal. “Kita jaga jangan sampai naiknya terlalu signifikan. Memang masih ada kemungkinan turun sedikit,” ungkap Nida-panggilan akrabnya.

 

Terkait pengaruhnya jika mendatangkan telur dari Bali, Nida mengatakan, selama ini tetap ada pasokan telur dari Bali sambil ditunjang pasokan telur dari distributor lokal. Namun masih tetap dominan telur lokal. Jika nantinya masuk telur dari Bali, menurutnya, bisa berdampak menurunkan harga telur.

 

Khusus di lokasi pasar murah dalam rangka HUT Kota Mataram ke 29, warga bisa membeli segala kebutuhan dengan harga distributor. “Yang paling laris sembako, seperti minyak goreng, dan telur yang dibutuhkan ibu rumah tangga.” katanya.

 

Untuk harga telur dijual Rp 52 ribu per tray. Sementara di pasaran telah mencapai 60 ribu per tray. Salah seorang pedagang telur dari UD Shinta yang membuka stand di pasar murah mengaku, penjualan telur cenderung sepi. “Biasanya ramai yang beli, tapi sekarang ini sepi,” ujarnya.

Ia pun menyebut kenaikan harga telur akibat naiknya harga pakan dan DOC ayam. “Sebelumnya harga telur Rp 42-45 ribu per tray, sekarang sudah Rp 57 ribu per tray kalau di luar pasar murah,” ungkapnya.

 

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram Dedi Supriadi mengatakan, kenaikan harga telur sebagai dampak rencana kenaikan harga BBM. “Di berita disebut harga BBM akan naik, langsung harga telur naik,” kata dia.(rin)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 340

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *