LOBAR—Adanya beberapa sekolah di Lombok Barat (Lobar) minim pendaftar saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini menjadi sorotan Komisi IV DPRD Lobar. Ternyata permasalahan ini sudah pernah terjadi tahun sebelumnya dan dewan sudah memberikan solusi. Namun ternyata solusi itu tak dijalankan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar.
“Seperti SMPN 5 Gerung itu tahun kemarin sudah pernah dibahas di Komisi IV, untuk faktor dan penyebabnya,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Lobar, Lalu Irwan yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (25/7).
Ia tak menampik jika pihak dinas tak maksimal menerapkan sistem zonasi. Sehingga membuat sekolah lain banyak menerima siswa, namun minim pendaftar di SMP 5 Gerung. Apalagi tak jauh dari sekolah itu terdapat SMPN 1 Gerung yang cukup favorit diminati masyarakat untuk mendaftarkan anaknya. “Di satu sisi kita tak bisa pungkiri kemauan dari orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah dianggap bagus oleh mereka,” jelasnya.
Solusi sudah pernah disampaikan Komisi IV kepada dinas saat rapat koordinasi tahun lalu atas permasalahan zonasi itu. Selain meminta agar memperketat pelaksanaan sistem zonasi, wakil rakyat juga sudah pernah meminta agar pihak sekolah tak menerima siswa over kapasitas kelas yang sudah ada. Agar memberikan kesempatan sekolah lain menerima siswa.
“Seperti contohnya SMPN 1 Gerung yang di Reyan (Gerung), kan dia favorit disana, tapi kelau berbicara zonasi sekolah itu punya wilayah dengan sumber siswa masing-masing. Sehingga salah satu caranya biar merata dengan tidak menerima siswa dengan jumlah besar, kalau ruang kelas maksimal empat yang sesuai itu diterima jumlahnya jangan lebih,” paparnya.
Pihaknya melihat adanya kelonggaran yang dilakukan pihak sekolah saat PPDB. Terutama beberapa sekolah dianggap favorit oleh masyarakat hingga menambah kelas agar bisa menampung semuanya. Sebab tak dipungkiri banyak siswa akan berpengaruh pada besaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diterima sekolah itu. Namun hal itu justru membuat sekolah lain yang tak favorit menjadi sepi peminat.
“Semakin banyak siswanya semakin besar dana BOS yang dikucurkan pemerintah pusat tetapi di satu sisi memberi dampak kepada sekolah-sekolah sepi peminat,” imbuhnya.
Bagaimana dengan dugaan adanya titipan siswa demi masuk sekolah favorit? Irwan tak menampik indikasi itu kemungkinan bisa terjadi.
“Karena ini sistemnya online, soal titipan ini kita kadang tidak tahu karena di belakang dia main,” ucapnya.
Politisi Gerindra itu mengungkapkan faktor lain penyebab berkurangnya minat pendaftar di sekolah negeri. Yakni karena banyaknya sekolah di luar formal seperti SDIT maupun SMPIT membuat orang tua memilih menyekolahkan anaknya di sana.
Terkait hal ini, Komisi IV akan menggelar pertemuan dengan pihak dinas untuk membahas permasalahan itu. Terlebih di tahun sebelumnya dewan sudah pernah memberikan saran dan solusi kepada dinas agar tak terjadi kembali sekolah yang minim pendaftar. “Kita akan segera bahas hal ini,” pungkasnya. (win)