WSBK 2023: Para rider saat balapan di Sirkuit Mandalika, Loteng. (KHOTIM/RADARMANDALIKA.ID)

PRAYA – Pemerintah maupun MGPA mengklaim jika jumlah penonton mencapai 59 ribu orang lebih pada ajang WSBK tahun 2023 di Sirkuit Mandalika. Sedangkan even gelaran WSBK tahun 2022 ada sekitar 51 ribu penonton.

Menanggapi hal itu, salah seorang pemuda Pujut Mirdan Hamdanu menilai WSBK ini dirasa ibarat even drag bukan race, mengingat gaungnya tidak ada dirasakan di wilayah Pujut.

“Tidak ada euforia. Meskipun sering dibahasakan Bupati Loteng, nanti saat even akan ada yang membeli bensin yang dijual warga, air mineral, dan lainnya. Namun hanya TNI dan Polri saja yang banyak ia temui di sepanjang jalan menuju Mandalika,” sentilnya.

“Belum lagi kalau menelisik tentang bagaimana hukum “wajib” ASN beli tiket,” tambahnya.

Bahkan ia pun mempertanyakan apa dampak yang signifikan selain dari pembangunan infrastruktur yang sampai saat ini nampaknya belum jadi, namun beberapa sudah rusak. Kemudian apa dampak langsung yang dirasakan masyarakat dengan adanya gelaran WSBK maupun MotoGP.

“Apakah benar masyarakat diuntungkan atau dirugikan? Kemudian apakah pembebasan lahan di dalam sirkuit sudah benar-benar bebas atau masih terkendala?” tanyanya.

Ia menganggap itu semua perlu dan penting dikaji bersama untuk keterbukaan. “Bukan hanya pencitraan di media dengan tagline penonton menyemut di hari terakhir lah, memadati tribun lah, dan lain-lain. Jujur kalau saya pribadi melihat itu masih tergolong halu kita ini,” katanya lagi.

Oleh karena itu, ia menilai seperti tidak ada even internasional yang sedang berlangsung di Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Sementara pemuda lainnya asal Desa Kuta, Edy menambahkan, baginya untuk sementara dan seterusnya harus bersyukur karena adanya even tersebut secara otomatis mengangkat nama desa khususnya.

Dikatakan, proses pembangunan tidak mudah dilakukan oleh pemerintah daerah. Tapi baginya, persoalan puas tidak itu urusan masing-masing. Tergantung sudut pandang masing-masing.

“Maka tinggal mereka (para pemuda sebagai generasi penerus, red) semuanya ambil bagian dalam proses pendidikannya, jangan hanya diberikan pengajian ribut dan tidak respek terhadap pembangunan apalagi even yang sangat besar ini,” katanya.(tim)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 718

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *