KLU—Sektor pertanian masih menjadi andalan di Lombok Utara. Terhadap petani ternak yang ada, tahun ini kembali disentuh bantuan bibit sapi. Namun kabarnya jumlahnya tidak banyak, dengan anggaran sebesar Rp 2 miliar yang disiapkan.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian KLU, Evi Winarni mengakui pengadaan bibit sapi sejauh ini masih terbatas. Tahun ini, dinas akan mengeksekusi sekitar Rp 2 miliar untuk pengadaan bibit. Program ini sendiri merupakan aspirasi warga yang dituangkan dalam pokok-pokok pikiran DPRD.
“Untuk jumlah berapa sapi yang nanti diperoleh dari anggaran ini, saya belum tahu. Itu ada hitungannya,” sebut Evi.
Bantuan yang disalurkan nantinya tetap mengacu pada regulasi. Dimana kelompok tani harus lebih dulu mengajukan proposal kepada pemerintah H-1 tahun. Untuk selanjutnya disetujui dan dituangkan pada lembaran APBD. Selanjutnya pada tahap eksekusi anggaran, dinas akan kembali memeriksa kondisi faktual kelompok tani ternak. Setelah semua memenuhi syarat, maka kelompok bersangkutan akan memperoleh bantuan tersebut.
“Kalau sudah kita paparkan aturannya seperti ini dan itu, pasti mereka paham,” imbuhnya.
Sementara Anggota DPRD Lombok Utara, Hakamah mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan menyentuh aktivitas ekonomi masyarakat arus bawah. Ia menilai perlu penguatan dengan memberikan rangsangan bantuan, salah satunya adalah pemberian bibit sapi untuk petani/peternak. “Perhatian pemerintah terhadap petani kami pandang masih belum maksimal, mendengar banyak pengakuan petani yang belum tersentuh bantuan. Salah satunya menyangkut bibit sapi yang masih belum banyak menyentuh petani,” terang Hakamah yang juga Wakil Ketua Komisi II DPRD Lombok Utara ini.
Menurut dia, populasi masyarakat Lombok Utara yang berprofesi sebagai petani dan peternak dominan dari profesi lain. Warga yang terlibat di kegiatan ini pun adalah masyarakat arus bawah dan lebih banyak merupakan petani/peternak konvensional. “Pengadaan bibit sapi merupakan satu cara pemulihan ekonomi masyarakat dengan cepat dan luas. Kami harapkan tidak hanya anggaran dari Pemda KLU, tetapi Pemprov dan pusat juga memberi dukungan,” ujar Hakamah.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD KLU ini menilai, bantuan bibit sapi yang diberikan kepada masyarakat sudah terbukti sukses. Dimana pada periode 2010-2015, sebagian besar kelompok yang memperoleh bantuan sapi sudah berhasil mengembangbiakkan bantuan tersebut. Bahkan, sebagian petani dan peternak saat ini menggantungkan kebutuhan ekonominya dari populasi sapi yang mereka pelihara.
Optimis dapat membantu ekonomi warga, Hakamah pun mendorong agar pemberian bantuan bibit sapi diperbanyak. “Bappeda bisa merancang bantuan bibit sapi kepada petani. Karena di banyak tempat yang kami datangi saat reses, antusias warga untuk dapat memelihara sapi sangat tinggi. Rata-rata warga inginkan bantuan itu kembali diprogramkan,” paparnya.(dhe)
Area lampiran