PRAYA — Praka Anumerta Dedi Hamdani prajurit TNI yang gugur di Papua dimakamkan di TPU kampung halamannya, Dusun Bagik Dewa, Desa Pelambik Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah (Loteng), kemarin sore.
Pemakaman prajurit Yonif 408/Suhbrastha itu, dilaksanakan secara militer dan tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19, karena kondisi sekarang masih dalam pandemi virus korona.
“Betul, kita melaksanakan pemakaman dengan secara militer, namun tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19,” kata Dandim 1620/Loteng, Letkol Inf I Putu Tangkas Wiratawan.
Sementara itu, ayah Almarhum, Muhidin mengatakan, dirinya mengetahui anaknya gugur dalam tugas setelah mendapatkan telpon dari Komandan almarhum yang bertugas di Papua. Selama bertugas menjadi TNi, almarhum pernah pulang satu kali saat Hari Raya Idulfitri tahun 2020. Sebelumnya seminggu yang lalu dirinya sempat melakukan komunikasi lewat telepon dengan almarhum dan rencana pulang dua bulan lagi.
“Dia telpon minggu lalu dan mau pulang dua bulan lagi. Rencana juga untuk menikah. Saya bilang tidak masalah, Karena memang dia sudah punya pacar,” jelasnya Sabtu (23/01).
Sebelum kejadian yang menimpa anak pertama itu, dirinya mimpi pohon kelapa muda jatuh dari pohonnya. Namun, dia tidak menyangka anaknya itu meninggal dunia saat melawan KKB di Papua.
“Pesan terakhir dia bilang jaga kesehatan dan mau pulang dua bulan lagi,” katanya.
Ia juga mengatakan, tekad almarhum untuk menjadi abdi negara cukup kuat, karena cita-citanya mau menjadi TNI atau Polri. Awalnya dia mendaftar menjadi anggota Polri dan tidak lulus, kemudian mendaftar sebagai anggota TNI, namun tidak lulus. Setelah pada pendaftaran ketiga, ia lulus menjadi anggota TNI pada tahun 2016 dan tugas pertama di Solo.
“Tiga kali mencoba daftar, baru lulus sebagai anggota TNI. Itu cita-cita dia,” jelasnya.
Untuk diketahui, almarhum ini salah satu dari dua prajurit terbaik TNI gugur menghadapi serangan KSB Papua di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua pada Jumat (22/1) pagi. (jay/tim)