RadarMandalika-Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Ekonomi ini dilakukan oleh Migrant Care Kantor NTB, yang merupakan lembaga non pemerintah yang bekerja untuk isu perlindungan dan pemberdayaan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Anggota Keluarganya.

Kegiatan ini difasilitasi oleh Hj. Rusmiati SE, Ketua Koperasi ‘Karya Terpadu Syariah’ Desa Rarang, Lombok Timur. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang gigih dari modal Rp 150 ribu yang dirintis sejak tahun 1993 hingga kini modalnya sudah mencapai Rp 15 miliar dengan anggota 4 ribu lebih. Migrant Care NTB sengaja memilih fasilitator yang memang sebagai pelaku yang merintis dari kecil, hingga sekarang cukup besar dengan berbagai usaha pengembangan koperasinya seperti penjualan dan kredit sepeda motor/mobil, umroh haji, dan lain-lain.

Tujuan dilakukan pelatihan ini, agar peserta termotivasi mengembangkan permodalannya dan terus maju hingga seperti Hj. Rusmiati yang biasa disapa ibu Ami, mengingat kelompok dampingan Migrant Care yang ada di 8 desa, yang sedang merintis pra koperasi. Dengan sistim pemupukan modal seperti apa yang dilakukan oleh Ibu Ami.

Kelompok dampingan Migrant Care di 8 Desa/Kelurahan ( Darek, Nyerot, Gemel, Pringgarata, Lajut, Barabali ) yang sama hal nya dengan ibu Ami, yang memulai dengan pemupukan modal dari anggotanya yang merupakan purna migran dan anggota keluarganya. Kelompok purna migran ini beranggotakan beragam di masing-masing desa dari 30 orang anggota hingga ada yang 72 anggota. Memulai modal kecil-kecilan dari modal wajib per bulan Rp 1.000,hingga kini Rp 10 ribu, modal terkumpul dari yang 7 desa ini sangat beragam, tetapi sudah mampu menggulirkan modalnya kepada anggotanya, anggota kelompok ingin terus dikembangkan, hingga sama perjuangannya dengan fasilitator ibu Ami.

Ada satu dampingan Migrant Care yang sudah mulai mengembangkan koperasinya dan sudah berbadan hukum, yaitu koperasi “cerah ceria migran” di Kelurahan Gerunung. Sudah mampu pemupukan modal hingga Rp 105 juta dengan jumlah anggota 102 orang, sama halnya dengan perjuangn Hj. Rus, sehingga dengan diadakannya pelatihan ini ada strategi dan langkah-langkah yang kongkrit yang bisa dipelajari untuk bisa berkembang koperasinya.

Kondisi keuangan di masyarakat terutama di 8 desa dampingan Migrant Care, hanya mengandalkan pinjaman yang kelililng, seperti yang bisa disebut bank nyengkeng, rontok, subuh dll, maupun Mekar, dengan bunga tinggi dan tidak boleh telat. Sehingga kelompok pemerhati PMI memulai dengan memupuk modal dari diri sendri secara gotong royong dan akhirnya mampu memberikan pinjaman untuk anak sekolah, menambah modal, pembelian hand phone android agar bisa marketing secara digital.

Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 25 orang yang berasal dari unsur Pengurus koperasi “cerah ceria migran’ dan pengurus kelompok pemerhati PMI yang ada di 8 desa.

Hal yang cukup menarik dalam pelatihan tersebut adalah bagaimana fasilitator sebagai pelaku langsung memberikan motivasi untuk tetap merintis dengan pemupukan modal yang minim, strategi yang disampaikan oleh fasilitator agar peserta termotivasi adalah dengan dimulai silaturahim tidak kenal maka tidak sayang, tunjukan bahwa pembukuannya bagus dan bahkan profesional, bagi yang aktif menabung maupun yang disiplin membayar setoran selau diberikan penghargaan, sekalipun harga hadiahnya murah, dan juga mengajak rekreasi dengan hasil sisa usaha dan menyisihkan dana sosialnya untuk membantu anak-anak dari anggota koperasi yang miskin sedang bersekolah untuk membantu biaya keperluan sekolah dan memberikan bantuan bagi anggota yang sakit dan bahkan biaya untuk masjid. Sehingga anggota ikut bangga bahwa koperasi ini sangat manusiawi dan social. Yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya. Sehingga peserta sangat termotivasi dan akan magang dalam waktu dekat. (*)

100% LikesVS
0% Dislikes
Post Views : 375

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *