MATARAM – Rencana pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani dipastikan akan tetap berjalan. Meski sempat hilang ditelinga publik, setelah pihak investor bersama Pemprov NTB dan Pemda Lombok Tengah melakukan peletakan batu pertama pada 18 Desember 2022.
Mega proyek senilai Rp 2,2 triliun itu akan tetap dilanjutkan, bahkan sudah menunjukkan progres yang cukup bagus. Pihak investor sudah menuntaskan feasibility study (FS) atau studi kelayakan detail engineering design (DED) atau detail gambar kerja. Tinggal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup atau Amdal yang saat ini akan mulai dikerjakan.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Mohammad Rum mengatakan, Amdal adalah suatu persyaratan yang wajib ada sebelum proyek dilaksanakan. Namun kalau sekedar soft groundbreaking sebelum ada Amdal itu tak menjadi masalah.
“Kereta gantung ini tetap jadi dibangun. Akhir Mei ini timnya yang dari China akan datang ke NTB untuk memastikan memulai penyusunan Amdalnya,” kata Rum di Mataram, kemarin.
Ia mengatakan, Amdal menjadi pintu masuk untuk memulai konstruksi. Tanpa adanya dokumen tersebut, tidak boleh dimulai pembangunan proyek. Amdal dibahas oleh seluruh stakeholder terkait sebelum mendapatkan persetujuan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Rum mengatakan, pihak investor juga sempat mempertanyakan kepada pemerintah daerah terkait rencana perbaikan atau pelebaran jalan sepanjang 5 kilometer menuju Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Jalan tersebut bukan berada di wilayah proyek, namun berada di luar kawasan sehingga menjadi kewenangan pemerintah daerah.
“Infrastruktur di luar lokasi proyek memang menjadi kewenangan kita Pemprov dan pemda Lombok Tengah. Jalan sekitar 5 kilo. Kita akan melakukan pelebaran,” ujar Rum.
Terkait hal ini, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Sekda Lombok Tengah dan Kepala Dinas PUPR NTB untuk melakukan pertemuan. Rapat akan dilakukan pada Rabu (17/5) di Kantor DPMPTSP NTB guna membicarakan teknis dan rencana pelaksanaan perbaikan infrastruktur jalan.
“Hal ini sebenarnya tak berpengaruh terhadap proyek Kereta Gantung, sebab akses jalan ini untuk pengunjung nantinya. Kalau sekarang diperbaiki juga bagus untuk memancarkan droping material dan lain sebagainya,” ujarnya.
Sebagai bentuk keseriusan investor membangun kereta gantung Rinjani ini, mereka sudah menempatkan uang deposit di Bank NTB Syariah sebesar Rp 5 miliar.
“Ini satu-satunya investor yang sudah menaruh uangnya di Bank NTB Syariah sebagai bentuk keseriusan mereka berinvestasi,” katanya.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Rum mengatakan bahwa konsep kereta gantung ini hanya memakai lahan yang tidak begitu luas, sebab tiang pancang memerlukan sedikit lahan, kecuali untuk stasiun.
Dalam hal ini, stasiun perlu lahan lebih besar dan pihak investor tidak sembarang menebang pohon, karena harus mempertahankan lokasinya agar tetap hijau dan lestari, karena hal itu menjadi daya tarik wisata. Apalagi pada kereta gantung ini, yang dijual adalah wisata alam, terutama hutannya.
Selain itu, tambahnya, dari 500 hektare yang akan dikelola investor, bukan berarti tanah seluas 500 hektare bisa dibangun. Karena peraturan pengelolaan kehutanan mengamanatkan hanya 10 persen wilayah yang bisa dikelola dan itu juga sudah termasuk jalan setapak.
Sebelumnya, Manager Production PT. Indonesia Lombok Resort selaku investor kereta gantung Rinjani, Ahui mengungkapkan, perusahaannya terus melakukan tahap-tahap pembangunan kereta gantung. Namun, pihaknya belum bisa secara langsung melakukan pemasangan tiang kereta gantung, karena harus dilakukan pengeboran.
Dari informasi yang diterima, alat untuk mengebor masih manual, karena diangkut menggunakan tenaga manusia. Sementara kondisi di lapangan, pengangkutan alat itu tidak memungkinkan untuk diangkut, sehingga harus menggunakan alat bor yang bertenaga mesin.
Untuk itu, pihaknya sedang mencari cara agar alat bor yang akan dipergunakan tersebut sesuai dengan kondisi lapangan. Salah satu caranya adalah dengan mendatangkan alat bor yang akan didatangkan dari China.
“Ini sampai 2025. Ini pembangunan teknologi tinggi dan berisiko jadi perlu hati-hati,” pungkasnya.(jho)
[…] Baca juga: Proyek Kereta Gantung Rinjani Tetap Jalan, Amdal Segera Disusun […]