LOTIM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sempat tertunda penerapannya selama sepekan di Lombok Timur (Lotim). Sebanyak 13 sekolah dari semua jenjang di Kecamatan Sakra, mulai dari SD sampai SMA dan termasuk siswa di Pondok Pesantren (Ponpes) menjadi lokasi perdana pelaksanaan program MBG, Senin (13/1).

Kendati sekolah di Kecamatan Sakra menjadi sasaran pertama, namun tidak semua sekolah menjadi sasaran tahap pertama itu. Sebab, hanya satu dapur sehat sebagai suplayer yaitu Ponpes Buaq Ate Kembang Mate. Sementara satu dapur sehat, hanya diperbolehkan melayani sekolah terdekat, atau yang berjarak 3 Km dari lokasi dapur, dan hanya boleh melayani sebanyak 3.500 siswa.

Dari pantauan media ini, menu MBG yang disajikan pada siswa cukup lengkap, yakni ayam goreng, tahu, tempe, sayur, dan buah nanas. Makanan tersebut disajikan dalam wadah dari logam, bukan wadah karton atau pun plastik yang dapat menimbulkan sampah.

Sementara waktu pembagian makanan, dilaksanakan saat jam istirahat pembelajaran yaitu 10 menit sebelum bel keluar main dibunyikan. Tampak sebagian siswa sangat lahap makan dan sebagian banyak tersisa terutama oleh siswi.

“Yang tersisa kebanyakan yang putri, alasannya diet,” kata Kepala SMPN 1 Sakra, Hj. Fatriah.

Ia bersyukur sekolahnya dipilih menjadi bagian dari pelaksanaan program MBG yang menjadi program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Ia mengakui program tersebut sangat baik untuk para siswa, karena dapat meningkatkan konsentrasi saat proses pembelajaran terutama pada jam terakhir pembelajaran.

“Siswa disajikan makanannya di dalam keronceng. Pembagiannya ada di dalam kelas 10 menit sebelum keluar main,” ujar Hj Patriah.

Hal yang sama diungkapkan Kepala SDN 1 Keselet, Rafiin. Ia sangat menyambut program MBG ini dengan riang gembira karena siswa begitu diperhatikan oleh pemerintah.

“Semoga dengan gizi yang baik dari program MBG ini siswa dapat hebat dan cerdas yang dapat menjadi harapan bangsa dan siap menuju generasi emas,” katanya.

Dalam pelaksanaan program MBG ini, Rafiin memberikan catatan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan selanjutnya, yaitu jam pemberian bagi siswa SD lebih dipercepat. Alasannya karena jam kepulangan yang berbeda dengan sekolah jenjang SMP dan SMA. Ia mengungkapkan makanan diantarkan pada pukul 11 lebih. Sementara siswa kelas 1 dan 2 pulang lebih cepat yaitu pukul 10.30 wita.

“Banyak tadi yang nangis karena anak-anak pengen pulang, tapi kita tahan sebelum dapat makanan, kita juga sudah sampaikan hal ini ke pengantar makanan,” ucapnya.

Rafiin berharap kepada pengantar makanan, agar lebih memperhatikan jam kepulangan siswa-siswinya. Sebab kepulangan siswa tiap jenjang berbeda-beda sehingga semua siswa dapat menerima hajat dari negara tersebut.

“Kita sudah sampaikan hal itu dan siap diantar lebih awal ke depannya. Mungkin ini hari pertama jadinya ada beberapa yang kurang jadi itu kita pahami betul,” pungkasnya. (Fa’i/r3)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 516

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *