MUHAMAD RIFA'I / RADAR MANDALIKA ORASI : Perwakilan massa aksi PMII Cabang Lotim saat berorasi di depan kantor Bupati Lotim, kemarin.

LOTIM – Massa aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lombok Timur (Lotim) menggedor kantor Bupati. Kemarin, mereka turun memberi raport merah tiga tahun kepemimpinan HM Sukiman Azmy bersama H Rumaksi SJ (Sukma).
Koordinator Umum (Kordum) aksi, Herwandi, dalam orasinya mengatakan, PMII Cabang Lotim turun aksi untuk menagih janji selama tiga tahun kepemimpinan Sukma. Capaian kinerja Sukma yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), salah satunya pendapatan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), hingga saat ini masih belum digarap maksimal.
Terbukti hingga September atau berakhirnya triwulan ketiga ini, capaian PAD Lotim masih belum 50 persen. Bahkan, massa aksi mengklaim Lotim hari ini mengalami defisit anggaran, akibat banyaknya anggaran yang terbuang secara percuma untuk hal-hal yang tidak produktif.
“Kami turun menagih janji politik dan visi misi Bupati dan Wakil Bupati,” tegasnya.
Lanjutnya, melihat arah kebijakan pembangunan Lotim dari tahun ke tahun, capaian kinerja RPIMD Kabupaten Lombok Timur, PAD yang belum digarap secara baik pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pertumbuhan dan pemerataan hasil perekonomian masyarakat, pelayanan kesehatan masyarakat dan lainnya.
“Apakah masyarakat Lombok Timur sudah menikmati dengan baik semua pembangunan di daerah ini, kami rasa belum dinikmati dengan baik, karena banyaknya kepentingan tidak berpihak pada rakyat,” tegasnya.
Dari itu, massa aksi mempertanyakan sejauh mana pembangunan infrastruktur, pembangunan sarana dan prasarana air bersih dan irigasi. Serta sejauh mana solusi pemerintah mengatasi sejumlah desa yang terdampak kekeringan, sejauh mana pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam meningkatkan hasil industri lokal. Di lain pihak, ritel modern dengan leluasa menjamur di Lotim.
“Kami juga mempertanyakan peran Dewan Pengawas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selong, sebab kami tidak pernah melihat hasil kinerja dewan pengawas tersebut,” teriaknya.
Usai menyuarakan sejumlah aspirasinya, massa aksi yang berada di bawah pengamanan Polisi dan Satpol PP, membubarkan diri secara aman dan tertib. (fa’i/r3)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *