LOBAR—Perumahan Lavida Labuapi Lombok Barat (Lobar) ditemukan tidak mengikuti rekomendasi peil banjir yang dikeluarkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lobar saat melakukan pembangunan. Temuan itu didapati tim teknis Dinas PUTR bersama Komisi III DPRD Lobar saat turun langsung melihat perumahan itu, Selasa (18/3). Menindaklanjuti hearing warga perumahan tersebut beberapa hari lalu.

Saat turut Tim Teknis PU dan dewan melihat sejumlah permasalahan yang disinyalir menjadi penyebab banjir. Sebagai informasi peil banjir adalah ketinggian minimal lantai bangunan yang ditetapkan berdasarkan lokasi bangunan. Tujuan peil banjir untuk mencegah banjir masuk ke bangunan rumah. Namun perumahan Lavida dinilai tidak mengikuti ketentuan itu lantaran perumahan lebih rendah dari jalan raya utama. Pengembang diduga tidak dilakukan pengurukan seperti yang direkomendasikan Dinas PUTR.

Anggota Komisi III DPRD Lobar, Lalu Irwan mengatakan, sejumlah rekomendasi dibahas DPRD bersama Dinas PU saat pertemuan teknis untuk mengatasi permasalahan banjir. Salah satunya terkait rekayasa saluran drainase. Sebab dari hasil analisa para wakil rakyat bersama tim teknis PUTR, perlu diperhatikan jalur masuk dan keluarnya air perumahan tersebut.

“Karena posisinya yang terjadi di Lavida ini airnya sulit untuk keluar. Mengendap di sana,” terang Irwan.

Politisi Gerindra itu menjelaskan hasil pengecekan eksisting saluran drainese perumahan itu. Seperti luapan air sungai Kokok Babak masuk pada saluran primer di samping perumahan Lavida ketika intensitas hujan tinggi. Membuat pembuangan saluran drainase perumahan Lavida tertahan bahkan kembali ke perumahan. Selain itu ada beberapa blok perumahan tersebut drainasenya tidak terkoneksi antar blok. Bahkan tidak terkoneksi dengan saluran sekunder drainase perumahan tersebut. “Dari hasil diskusi ada beberapa rekomendasi yang coba kami tawarkan, kaitannya dengan normalisasi sungai primer supaya debit air yang tertampung lebih besar. Kemudian melakukan pengerukan (saluran drainase utama) karena sesuai rekomendasi harusnya lebarnya 1,5 meter, tapi kondisinya hanya satu meter,” jelasnya.

Saat pertemuan itu, dewan dan Dinas PUTR Lobar juga sepakat agar fungsi irigasi yang melewati perumahan itu tidak boleh diganggu. Agar tidak menimbulkan permasalahan lainnya. Pihak dewan dan PU juga menilai banjir yang dialami Lavida terjadi juga di perumahan lain.Hanya saja perumahan Lavida yang terekspose. “Ini harus menjadi perhatian kita bagaimana penerapan peil banjirnya agar tidak ada lagi kejadian serupa di perumahan lain,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas PUTR Lobar Lalu Winengan menegaskan jika harus ada rekayasa drainase di Perumahan Lavida. Entah itu mengambil sedimen yang saat ini menyumbat aliran air, membangun kolam resapan, maupun membangun talud. Terpenting semua pihak mencari solusi agar banjir bisa dihindari. “Kami juga akan membentuk tim untuk melakukan pengecekan apakah dilaksanakan peil banjir atau tidak di semua perumahan yang sedang dibangun,” ujarnya.

Jika tidak dilaksanakan, pihak perumahan akan diberikan surat peringatan pertama. Jika tidak diindahkan, akan dibuat peringatan kedua dan ketiga. “Kalau tidak dilaksanakan rekomendasi peil banjir, akan kami berikan rapor merah dan cabut izinnya,” tegasnya. (win)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 131

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *