PRAYA – Perbaikan gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tuban di Desa Karang Anyar, Kecamatan Pujut belum ada kepastian. Sementara, kategori kerusakan yang dialami beberapa ruangan yakni berat. Tembok retak serta atap ambruk.
Selasa (9/5), pihak dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Didikbud) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) turun melihat kondisi gedung SDN Tuban sekaligus melakukan perhitungan teknis terhadap kondisi sekolah dan kemudian langkah apa akan diambil.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dikbud Lombok Tengah, HL Idham Khalid. “Ya benar, tim dari dinas sudah turun ke SDN Tuban dan melakukan perhitungan,” katanya saat dikonfirmasi media ini.
Soal gedung SDN Tuban yang roboh, dikatakan itu dikarenakan bangunan sekolah termakan usia. Dimana, gedung sekolah tersebut dibangun sejak tahun 1978 silam.
“Tim kami turun untuk menghitung. Kemudian hasilnya akan diajukan ke bupati, supaya segera mendapatkan perhatian,” terangnya.
Selain karena faktor usia, bangunan gedung sekolah itu roboh karena faktor bencana. Yakni diterjang hujan lebat disertai angin kencang, beberapa waktu lalu.
Terkait hasil perhitungan tim yang turun di lapangan, dikatakan belum dapat disimpulkan. Baik soal biaya anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan atau penanganan gedung SDN Tuban yang rusak, bagaimana skema pembangunannya, dan besar bangunan yang akan direhab nantinya.
“Soal besaran anggaran kebutuhan dan model pembangunan itu belum dek,” katanya.
Sebelumnya Kepala SDN Tuban, H Wirabakti mengungkapkan, kejadian ambruknya bangunan sekolah itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wita, belum lama ini. Peristiwa yang tidak diinginkan tersebut terjadi pada saat pelajaran berlangsung.
Diutarakan, sebelum ambruknya atap bagunan tersebut, pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan. Bahkan pihaknya dipanggil ke dinas, dan perbaikan sekolah dijanjikan akan dikerjakan pada anggaran tahun 2023.
Bahkan pada tanggal 6 Februari lalu, pihak dinas juga sempat mengecek kondisi bangunan SDN Tuban. Namun hingga ambruknya bangunan sekolah tersebut sampai saat ini belum ada tindak lanjut sesuai yang diharapkan pihak sekolah.
“Jelas kondisi ini membuat proses belajar mengajar di sekolah kami sangat terganggu. Kasian anak-anak saat belajar di luar ruangan (garasi sekolah, red), apalagi saat hujan siswa kedinginan,” ungkapnya.
Selain itu, proses belajar mengajar juga memanfaatkan ruang perpustakaan. Mengingat ruang kelas 6 kondisinya rusak parah (ambruk), hingga mengakibatkan ruang kelas 5 yang bersebelahan dengan ruang kelas 6 juga terdampak. Serta ruang guru juga sangat mengkhawatirkan. Sehingga tiga ruangan tersebut sementara waktu dikosongkan.
Diungkapkan, kondisi bangun SDN Tuban menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah 115 siswa. Sebab kondisi bangunan sekolah sangat memprihatinkan dan sewaktu-waktu bisa membahayakan kesehatan siswa.
Kondisi ruangan yang parah tersebut saat ini sudah tidak dapat digunakan atau ditempati. Mengingat baik dari atap sudah ambruk total dan tembok ruang kelas 6 sudah miring. Kemudian ruang kelas 5 kondisi temboknya juga retak. Pun dengan tembok ruang guru di sebelah ruang kelas 6 juga retak. Serta pada atap teras depan sudah mulai melengkung diakibatkan usia bangunan dan kayu yang sudah lapuk.
Terlebih di tahun ajaran baru, pihaknya mengambil inisiatif untuk menggunakan ruangan lain untuk menunjang proses belajar mengajar. Dimana, untuk siswa kelas 4 di garasi dan untuk kelas 2 menggunakan perpustakaan sekolah. Kemudian siswa baru di gedung yang tidak terdampak.
“Kondisi ini tentu karena dari struktur bangunan lama yang tanpa besi. Bangunan lama yang sejak dibangun tahun 1978 tidak pernah rehab. Dimana seperti tiang teras depan bangunan masih menggunakan kayu. Dan saya jadi Kepsek di sini sejak 2019,” bebernya.(tim)