MATARAM – Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah dikabarkan belum menerima SK sebagai Ketua DPW NasDem NTB. Namun Rohmi secara lisan telah final menahkodai partai besutan Surya Paloh tersebut.
“Nunggu jadwal dengan Pak Ketum (Surya Paloh) biar supaya diumumin secara resmi,” ungkap orang dekat Wagub yang enggan dimediakan identitasnya, Selasa kemarin.
Sementara itu bermunculan isu, jika benar Rohmi akan memimpin NasDem kuat sinyal tidak akan bersama dengan Zulkifleimansyah kembali di jilid II.
Pengamat Politik dari UIN Mataram, Ihsan Hamid mengatakan, kendati booming disebut memimpin NasDem tetapi kongkritnya belum bisa diambil kesimpulan.
“Soal Rohmi dianggap pegang Nasdem NTB baiknya ditunggu dulu, iya dilantik secara resmi belum kan. Apalagi bukti yang ada baru hanya foto aja,” katanya saat dikonfirmasi.
Menurutnya, langkah politik Rohmi tidak lepas dari saudaranya, Tuan Guru Bajang (TGB) TGH. M. Zainul Majdi. TGB merupakan mentor utama Rohmi selain urusan keluarga. TGB dikenal politisi ulung yang telah memimpin NTB dua periode. Kiprah politik TGB sudah sangat jelas. Sehingga menurut Ihsan, posisi Rohmi di 2024 bergantung pada restu cucu maulana Syeikh Zainuddin Abdul Majid tersebut. Meski banyak pihak menilai andaikan melanjutkan Jilid II, maka sudah dua partai yang akan membangun koalisi sebagai kendaraannya yaitu, PKS dan NasDem.
“Tapi lagi-lagi prediksi ini masih terlalu dini, dan paket ini sangat bergantung sama restu TGB, jika TGB perintah lanjut saya kira akan berlanjut, tapi jika TGB perintah berpisah ya bisa saja pisah dan seterusnya,” sebut Ihsan.
Ihsan menilai, semua aspirasi dan opsi yang bermunculan saat ini pasti mereka pertimbangkan dengan matang, karena Zul-Rohmi harus kembali menang. Sebab, sebagai figur incomben secara tidak langsung ada gengsi politik tinggi. Untuk itu, menurut Ihsan saat ini sebaiknya publik membiarkan Zul-Rohmi menyelesaikan jabatanya hingga 2023.
“Masih ada dua tahun efektif Zul-Rohmi fokus menyelesaikan visi misi dan janji kampanyenya. 2024 masih lama,” katanya.
Dia juga yakin, akan bermunculan banyak dinamika nantinya. “Termasuk bisa saja terjadi banyak kejutan dan dinamika lain-lain,” yakin dia.
Sementara, Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Bambang Mei Finarwanto mengatakan, pasca penetapan Ummi Rohmi sebagai Ketua Nasdem Provinsi NTB, suara-suara publik khususnya dari jamaah Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) semakin terang mengarah untuk menuju Gubernur NTB. Justru suara dua periode kalah riuh dengan suara Ummi Rohmi menuju gubernur.
“Saya lihat belum ada indikator yang harus membuat Bu Rohmi tertahan pada posisi wagub. Justru sekarang posisi tawar dari Doktor Zul semakin lemah,” ungkapnya.
“Belum tentu juga PKS akan memberikan dukungan ke Doktor Zul,” sambungnya.
Didu sapaan akrabnya menyebutkan, tentu arah politik dari Ummi Rohmi, jamaah NWDI pada akhirnya tak dapat lepas dari keputusan Ketua Umum NWDI TGB HM Zainul Majdi. Arah politik dari Gubernur NTB periode 2008-2018 ini akan menentukan angin politik Pilgub NTB 2024. Secara hitungan politik, TGB tentu akan mendorong kakaknya menjadi gubernur.
“Saya berani katakan paket Zul-Rohmi ini masa lalu. Sekarang tinggal menuntaskan saja pengabdian, untuk 2024 jalan saja masing-masing,” tegasnya.
Diskursus politik Pilgub NTB 2024, dikatakan Didu, selain Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah berpotensi menjadi gubernur, beberapa nama berpotensi untuk membuat kejutan. Hal tersebut telah dimulai saat Anggota DPR RI H Bambang Kristiono (HBK) telah melempar ke publik untuk mendorong Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB, Ali Al Khairy maju. Selama ini, partai berlambang kepala garuda tersebut selalu mendukung non kader.
“Bagus. Ali Al Khairy masih muda, punya gagasan dan akan menjadi Kuda Troya di Pilgub 2021,” katanya.
Merujuk perolehan kursi parpol di Udayana saat ini, kata mantan aktivis Front Mahasiswa Nasional (FMN), Partai Gerindra memiliki modal besar untuk mengusung calon.
“Figur Ali akan menjadi kekuatan penyeimbang yang dibutuhkan semua pihak yang menaruh harapan dengan kapasitas dan kekuatan yang dimiliki. Ali itu kuda troya yang sejatinya,” sebutnya.
Selanjutnya, tinggal mesin politik dan kader Partai Gerindra seluruh NTB mengikuti perintah HBK.
“Partai Gerindra saya lihat saat ini memiliki begitu banyak kader potensial. Selain Ali, ada Rahman, ada Nurhidayah, dan Lalu Pathul Bahri,” sambungnya.
Selain di Partai Gerindra, figur potensial juga berpotensi dari Partai Golkar, nama-nama seperti Isvie Rupaedah, Mohan Roliskana, dan Indah Dhamayanti tak boleh diremehkan. Belum lagi, kader senior seperti Ahyar Abduh ataupun Suhaili FT.
“Kita tunggu saja siapa kader yang akan dimajukan oleh Golkar. Banyak pilihan,” sebutnya.
Soal PPP, sang ketua, Muzihir memiliki potensi untuk maju pada Pilgub 2024 selain Wartiah. Sosok muda seperti Akri pun dipandang layak untuk tampil.
“Selain Akri yang muda ada pula dari PKB, Akhdiansyah. Yang muda-muda ini tak usah takut lah melempar ide besar untuk NTB ke publik,” tandasnya.
Nama lain dari Pulau Sumbawa yang patut dihitung ialah Musyafirin. Bupati Kabupaten Sumbawa Barat ini pun terbilang mencatatkan beragam prestasi. Tahun 2024 mendatang sudah tak dapat maju di daerah.
Mantan Direktur Eksekutif Walhi ini menegaskan, Pilgub NTB 2024 tak dapat dibilang masih jauh, bagi calon yang akan muncul saat ini adalah waktu yang tepat untuk tampil. Mulai unjuk diri dengan ide dan gagasan membangun NTB. Termasuk memperluas ruang silaturahmi.
“Saya yakin dari Nahdlatul Wathan, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah juga memiliki kader yang siap membangun NTB,” tutupnya.(jho/rls/red)